Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Kendal

Untuk Bisa Dapat Minyak Goreng, Ngatno Wajib Belanja Dahulu Rp 300.000

Bukannya mendapatkan barang sesuai harga eceran tertinggi (HET), pedagang justru harus menyiapkan modal lebih besar jika ingin mendapatkan stok minyak

Penulis: Saiful Ma sum | Editor: m nur huda
Tribun Jateng/Raka F Pujangga
Ilustrasi - Petugas Super Indo tengah menata minyak goreng beberapa waktu lalu. 

TRIBUNJATENG.COM, KENDAL - Kebijakan subsidi minyak goreng menuai permasalahan baru bagi pedagang, semisal di Kendal.

Di Pasar Pagi Kaliwungu, pedagang kelimpungan untuk mendapatkan stok minyak goreng sejak awal Februari lalu.

Bahkan, mereka harus merogoh kocek lebih dalam agar bisa mendapat minyak goreng.

Bukannya mendapatkan barang sesuai harga eceran tertinggi (HET), pedagang justru harus menyiapkan modal lebih besar jika ingin mendapatkan stok minyak goreng.

Seperti yang dialami Ngatno, pedagang sembako di Pasar Pagi Kaliwungu.

Ia mengatakan, langkanya stok minyak goreng sudah terjadi sejak awal Februari 2022.

Dia baru mendapatkan stok minyak goreng, Rabu (23/2/2022) dari supliyer setelah memesan 15 hari lalu.

Belum lagi, Ngatno harus menyiapkan modal lebih besar dibanding biasanya jika ingin mendapat minyak goreng, utamanya minyak goreng dengan merk Hemart.

Setiap pembelian satu karton minyak goreng, supliyer minta Ngatno untuk belanja kebutuhan lain minimal Rp 300 ribu.

Tak ayal, ia harus mengeluarkan minimal Rp 500 ribu aga bisa mendapat satu karton minyak goreng berisi 12 botol ukuran 1 liter.

Rinciannya, Rp 200 ribu untuk pembelian minyak goreng, sisanya adalah wajib belanja berbagai produk lain.

"Harga minyaknya saja saya beli Rp 18 ribu per liter. Sudah tinggi, ditambah harus belanja apapun produk minimal Rp 300 ribu. Iya bila punya dana lebih, jika tidak punya, tak bisa dapat stok minyak goreng," katanya.
Metode tersebut, kata Ngatno, berlaku untuk kelipatannya.

Jika pedagang ingin mendapatkan minyak goreng dua karton, harus belanja produk lain minimal Rp 600 ribu dan seterusnya.

Dia tak habis pikir dengan skema yang diberlakukan supliyer kepada pedagang sepertnya. Ngatno ingin bisa berjualan minyak goreng dengan nyaman dan mudah, tanpa adanya aturan yang berbelit-belit dan memberatkan.

"Karena modal saya juga besar, saya pun jualannya cari untung. Satu liter minyak goreng saya jual Rp 20 ribu. Tidak saya paketkan dengan produk lain," ujar dia.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved