Penanganan Corona
Kota Semarang Masih Berstatus PPKM Level 3, Dinkes Sebut Karena BOR Masih Tinggi
Kepala Dinkes Kota Semarang, Moh Abdul Hakam mengatakan, grafik kasus Covid-19 menunjukan sudah mulai terjadi penurunan pada Maret 2022.
Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: deni setiawan
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Kota Semarang masih masuk pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Level 3 meski kasus Covid-19 sudah melandai.
PPKM level 3 ini diperpanjang mulai Selasa (8/3/2022) hingga 14 Maret 2022 sesuai ketentuan dari Pemerintah Pusat.
Kepala Dinkes Kota Semarang, Moh Abdul Hakam mengatakan, grafik kasus Covid-19 menunjukan sudah mulai terjadi penurunan pada Maret 2022.
Baca juga: Jelang Bulan Puasa, Harga Bawang Merah di Semarang Stabil
Baca juga: BREAKING NEWS : Tiga Bocil Shock, Dikira Boneka Ternyata Mayat Tanpa Busana di Kali Kreo Semarang
Baca juga: TPP ASN Pemkot Semarang Belum Cair, Ini Tanggapan Wali Kota Semarang Hendi
Baca juga: Berikut Kondisi Terkini Kesehatan Dragan Djukanovic, Masih Dilarang Gabung Tim PSIS Semarang
Hanya saja, Kota Semarang masih berada pada PPKM Level 3.
Pasalnya, kriteria penetapan level tidak hanya dilihat dari jumlah kasus.
Bed occupancy ratio (BOR) tempat isolasi di rumah sakit Kota Semarang masih di atas 30 persen.
Sedangkan, BOR di isolasi terpusat tinggal satu persen.
Adapun pasien yang melakukan isolasi mandiri juga sudah berkurang.
Saat ini, pasien isolasi mandiri sudah di bawah 100 kasus.
"Kasus sekarang sudah di angka sekira 300."
"Paling banyak di rumah sakit."
"Pekan lalu, kami sudah zoom dengan semua rumah sakit yang menangani Covid-19."
"Pasien masuk dengan komorbid, saat diswab positif," terang Hakam kepada Tribunjateng.com, Selasa (8/3/2022).
Selain dilihat dari BOR rumah sakit yang masih tergolong tinggi dibanding isolasi terpusat dan isolasi mandiri, Hakam menambahkan, angka kematian pada Februari 2022 mencapai satu persen.
Menurutnya, pasien yang meninggal tidak murni karena Covid-19 melainkan ada faktor lain seperti memiliki komorbid, sudah masuk usia lanjut, ataupun belum divaksin lengkap.
"Jadi angka kematian di Kota Semarang dibanding kota/kabupaten lain di Jawa Tengah sedikit agak naik karena orang-orang dengan kanker, atau penyakit yang sudah determinal, mereka masuk dengan itu."
"Dulu, saat varian Delta difoto ada bercak-bercaknya."
"Ini sekarang murni dari penyakit penyerta," jelasnya.
Di sisi lain, sambung dia, cukup tingginya angka kematian di Kota Semarang juga lantaran pasien luar kota yang dirawat di faskes Kota Semarang tetap masuk data.
Pasalnya, pemerintah pusat mendata dari faskes di mana pasien dirawat.
Selain BOR dan angka kematian, Hakam menerangkan, testing juga berimbas para positive rate.
Angka positive rate di Kota Semarang masih berada pada 10-11 persen.
"Kami akan turunkan di bawah lima."
"Kalau di bawah lima pasti akan turun level 1," ucapnya.
Sedangkan angka vaksinasi di Kota Semarang, menurut Hakam, sudah cukup baik.
Vaksinasi dosis pertama dan kedua sudah di atas 100 persen.
Sedangkan, vaksinasi dosis ketiga saat ini sudah 25-26 persen atau sekira 330 ribu sasaran.
Dia menargetkan, vaksinasi dosis ketiga bisa mencapai 30 persen pada pekan ini. (*)
Disclaimer Tribun Jateng
Bersama kita lawan virus corona.
Tribunjateng.com mengajak seluruh pembaca untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan.
Ingat pesan ibu, 5M (Memakai masker, rajin Mencuci tangan, selalu Menjaga jarak, Menghindari kerumunan, mengurangi Mobilitas).
Baca juga: Penasaran Jadi Ketagihan, Istri Ikut Suami Konsumsi Sabu, Pasutri Asal Tegal Ini Beli Via WhatsApp
Baca juga: Jorge Martin Bakal Ikut Mengaspal di Sirkuit Mandalika, Awal Diragukan Karena Kecelakaan di Qatar
Baca juga: Dua Pemain Bali United Sindir Shin Tae-yong? Efek Ngebet Cari Pemain Keturunan Buat Timnas Indonesia
Baca juga: Idrissa Gueye Dikeroyok Warganet, Dapat Ancaman Hingga Rasisme, Jadi Biang Kerok Mbappe Cedera