Berita Kendal
Aliansi Pedagang Pasar Weleri Asli Kendal Mengadu ke DPRD untuk Pindah ke Pasar Kobong
Aliansi Pedagang Pasar Weleri Asli mengadu kepada dewan perwakilan rakyat daerah.
Penulis: Saiful Ma sum | Editor: sujarwo
Jika dipaksakan bertahan di pasar relokasi, Zamzuri khawatir pedagang justru akan bangkrut.
Besarnya pengeluaran untuk membeli stok dagangan, tidak sebanding dengan pendapatan yang diterima pedagang.
Belum lagi pedagang yang hanya mengandalkan pendapatan sebagai pedagang untuk memenuhi tanggungjawab kredit perbankan.
Zamzuri berharap, pemerintah daerah hingga provinsi mendengar keluh kesah pedagang untuk memberikan solusi yang terbaik.
"Saya dulu dapat omzet Rp 300 ribu per hari, sekarang sering nol rupiah. Kami ingin pindah ke kawasan pasar kobong sebelum puasa Ramadhan tiba. Karena di sini (pasar relokasi) jauh dari permukiman, akses transportasi pembeli susah, pasar sepi, pedagangnya rugi," tutur dia.
Jika aduan ini tidak mendapatkan respon dari pemerintah Kendal, sejumlah pedagang akan mengadu ke tingkat provinsi.
Semata-mata untuk bertahan diri sebagai pedagang pasar dalam mencari nafkah keluarga.
"Kami sudah berusaha melaksanakan dan mengikuti apa yang menjadi kebijkan pemerintah. Tapi kami juga tidak bisa bertahan terlau lama jika tidak ada progres positif bagi kami. Kami ingin hidup nyaman sebagai pedagang," harapnya.
Pedagang lain, Rohadi (55) mengaku, omzet yang diterima selama berjualan di pasar relokasi menurun drastis.
Dari sebelumnya bisa tembus Rp 2 juta per hari, kini hanya mendapatkan Rp 100-200 ribu per hari.
Kondisi ini tidak cukup untuk memenuhi semua kebutuhan keluarganya.
Belum lagi Rohadi mempunyai tanggungan cicilan perbankan yang sudah menunggak 3 bulan terakhir karena tidak adanya pendapatan yang pasti.
"Sepi betul pasarnya, buat bertahan cari makan saja sudah mepet," jelas pedagang sembako dan sayuran.
Menurutnya, pendapatan minim di bawah Rp 200 ribu per hari itu akan habis untuk mencukupi kebutuhan keluarga saja.
Artinya, tidak ada lagi anggaran yang bisa dipakai untuk memutar dagangan, sehingga pedagang bisa tutup toko lebih cepat.