Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Kesehatan

Mujiono Kapok Abaikan TBC, Diderita Sejak 2015, Begini Kondisi Terkini Warga Rusun Kudu Semarang Ini

Kepala Dinkes Kota Semarang, Moh Abdul Hakam mengatakan, dua tahun ini terlena oleh pandemi Covid-19 sehingga kasus TBC sedikit terabaikan.

Penulis: iwan Arifianto | Editor: deni setiawan
TRIBUN JATENG/IWAN ARIFIANTO
Expo Hari Tuberkulosis Sedunia Tahun 2022 di Rusun Kudu, Kecamatan Genuk, Kota Semarang, Sabtu (26/3/2022). 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Mujiono (40) hanya bisa duduk lemas di depan rumah kontrakannya di Rumah Susun (Rusun) Kudu, Genuk, Kota Semarang.

Pria tiga anak ini adalah penderita tuberkulosis (TBC) di Kota Semarang.

"Iya saya sakit TBC sejak 2015," paparnya kepada Tribunjateng.com, Sabtu (26/3/2022).

Baca juga: 5 Potret Dea Onlyfans, Mahasiswi Semarang Ditangkap karena Kasus Penyebaran Konten Pornografi

Baca juga: Kasus Harian Covid-19 Kota Semarang Sudah di Bawah Angka 10, Dinkes: Tetap Harus Patuhi Prokes

Baca juga: Bila Ajal Tiba! Satpam di Semarang Ini Tiba-tiba Meninggal DUnia Saat Duduk di Pos, Terekam CCTV

Baca juga: Jaga Gairah Kamera Analog, Komunitas Pasar Moto Gelar Bazar Pertama di Semarang

Awal terkena TBC, Mujiono sempat meremehkan.

Seminggu mendapatkan perawatan, ia sembuh sementara. 

Obat yang diberi dokter tidak diminum lagi.

Ia pun kembali bekerja di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang.

Selang empat tahun kemudian, tepatnya pada 2018, penyakitnya kambuh.

Ketika itu, ia hanya berobat tiga hari langsung sembuh.

Selepas itu, dia kembali bekerja tak melanjutkan pengobatannya.

"Padahal untuk penderita TBC paling tidak enam bulan harus beristirahat agar benar-benar sembuh," jelasnya.

Pada 2021, penyakit TBC yang dideritanya kambuh lagi, namun lebih parah.

Bukan lagi penyakit TBC ringan, tapi sudah naik kelas menjadi TBC resisten obat (RO).

"Habis itu saya kapok dan bertekad untuk sembuh," katanya.

Ia berobat karena saat proses pengobatan sangat menyakitkan.

Dia tidak tahan dengan proses pengobatan seperti itu.

"Sekarang proses pengobatan tidak sesakit dulu, sehingga saya mau kembali berobat," tuturnya kepada Tribunjateng.com, Sabtu (26/3/2022).

Menurutnya, kondisi itu tak hanya dirasakan dirinya.

Dua temannya yang juga penderita TBC mengalami hal yang sama.

Tidak mengikuti proses pengobatan secara menyeluruh.

"Mereka seperti saya tidak mau minum obat padahal jika minum obat saat awal terdeteksi bisa sembuh," tuturnya.

Ia baru delapan bulan ini melakukannya pengobatan rutin di RSUP dr Kariadi Semarang.

Ia berharap, penyakit TBC yang dideritanya segera sembuh. 

"Banyak teman sesama penderita TBC sudah sembuh."

"Saya bertekad seperti mereka agar anak istri tak terlantar karena saya tak bisa bekerja," jelasnya.

Sementara itu, Kepala Dinkes Kota Semarang, Moh Abdul Hakam mengatakan, dua tahun ini terlena oleh pandemi Covid-19 sehingga kasus TBC sedikit terabaikan.

Meski begitu, pihaknya terus melakukan proses skrining sebanyak-banyaknya agar penderita TBC dapat terdeteksi.

Hasilnya, dari proses skrining tersebut ditemukan ratusan kasus baru.

Di awal tahun ini, Januari ada kasus baru TBC sebanyak 233 orang.

Bulan berikutnya, pada Februari ada 218 orang.

"Kasus sembuhnya kami belum menghitung secara langsung, tetapi kami terus melakukan skrining dan pengobatan," ucapnya kepada Tribunjateng.com, Sabtu (26/3/2022). 

Kepala Dinkes Kota Semarang, Moh Abdul Hakam.
Kepala Dinkes Kota Semarang, Moh Abdul Hakam. (TRIBUN JATENG/EKA YULIANTI FAJLIN)

Baca juga: Kecelakaan Maut Terjadi di Jalingkut Brebes- Tegal, Pengendara Honda PCX Tewas, Truk Penabrak Kabur

Baca juga: Apakah Berbohong Membatalkan Puasa? Berikut Penjelasannya

Data Dinkes Kota Semarang di tahun sebelumnya, pada 2020 kasus TBC ada 800 orang untuk pengidap TBC pria dan 660 untuk pengidap TBC perempuan.

Pada 2021 tercatat, pasien TBC yang pria ada sekira 593 orang.

Sementara yang wanita ada sekira 400.

Menurut Hakam, angka penyakit yang menginfeksi saluran pernapasan ini terhitung tinggi di Kota Semarang

Untuk itu, pihaknya akan terus berupaya menekan angka eliminasi TBC dengan menggandeng segala komponen.

Di antaranya para kader juga harus ikut terlibat menangani kasus TBC di masyarakat.

"Tak hanya dari tenaga kesehatan, para kader yang ada juga harus ikut terlibat," paparnya.

Selain itu, lanjut dia, angka kambuh penderita TBC juga tinggi sehingga pihaknya berkeinginan agar penerapan prokes Covid-19 seperti memakai masker harus tetap dijalankan oleh masyarakat.

"Tak hanya virus, pakai masker juga dapat menangkal bakteri masuk ke tubuh melalui mulut," jelasnya.

Pihaknya dalam mengatasi para penderita TBC memang tak mudah.

Kendala di lapangan seperti pasien putus obat, tak mau diobati banyak ditemukan di lapangan.

"Kami nanti inisiasi para pasien seperti itu dapat di karantina paling tidak selama dua minggu," ujarnya.

Ia berharap, angka eliminasi TBC dapat diselesaikan pada 2030 sesuai program Kemenkes

Ia bertekad selepas pandemi dapat dikendalikan atau pandemi turun level menjadi endemi, maka anggaran Covid-19 diarahkan ke eliminasi TBC.

Sebab, penyakit TBC jika diberi perhatian lebih dari tata laksana maupun skrining kasus aktif dapat terus diminimalisir. 

"Harapannya kasus terus turun dan risiko resistan tidak ada," tandasnya. (*)

Disclaimer Tribun Jateng

Bersama kita lawan virus corona.

Tribunjateng.com mengajak seluruh pembaca untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan.

Ingat pesan ibu, 5M (Memakai masker, rajin Mencuci tangan, selalu Menjaga jarak, Menghindari kerumunan, mengurangi Mobilitas).

Baca juga: Wisata Petik Jambu di Karanganyar, Dirintis Ari Utami pada 2018, Yuks Cek Alamat Lengkapnya

Baca juga: Urus SIM Wajib Miliki BPJS Kesehatan, Polres Salatiga: Belum Kami Terapkan, Sebatas Sosialisasi

Baca juga: 18 Sapi Mati Mendadak di Desa Kaliboto Karanganyar, Gejala Awal Kejang-kejang, Ini Penjelasan Warga

Baca juga: Innalillahi, Motor Babinsa Ringsek Tak Berbentuk, Tertimpa Batu Besar, Longsor Susulan di Kebumen

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved