Berita Semarang
Inikah Berkah Ramadhan? Puluhan PGOT Diajak Buka Bersama, Terjaring Razia Satpol PP Kota Semarang
Seorang PGOT berinisial Y berkata, memang sering mangkal di Jembatan Berok Semarang, namun dia menegaskan bukan gelandangan.
Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: deni setiawan
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Satpol PP Kota Semarang tetap melakukan razia pengemis, gelandangan, dan orang terlantar (PGOT), meski saat ini dalam suasana Ramadhan.
Petugas menyisir sejumlah ruas jalan mulai Jalan Siliwangi, Indraprasta, Imam Bonjol, kantor Pos Johar, Agus Salim, Citarum, hingga Soekarno Hatta, Kamis (7/3/2022).
Kepala Satpol PP Kota Semarang, Fajar Purwoto menyampaikan, penertiban PGOT dalam rangka penegakan Perda Kota Semarang Nomor 5 Tahun 2014 tentang PGOT dan Perda Kota Semarang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Ketertiban Umum.
Baca juga: Impian Jokri Sejak Gabung PSIS Semarang, Ingin Rasakan Atmosfer Pertandingan di Stadion Jatidiri
Baca juga: Innalillahi, Pemotor Tewas di Tlogosari Semarang, Pria Bertato Tanpa Identitas, Tersenggol Truk WC
Baca juga: Hendi Optimistis 2023 Bisa Jadi Tahun Pertumbuhan Ekonomi Kota Semarang
Baca juga: Scooterist Berbagai Daerah Bagikan Takjil di Depan Balaikota Semarang
Setidaknya, ada 32 PGOT yang terjaring razia.
Mereka dibawa ke Kantor Satpol PP Kota Semarang untuk dilakukan pendataan.
28 orang merupakan warga Semarang.
Sisanya, dari luar kota yaitu masing-masing satu orang, yakni warga Yogyakarta, Purwodadi, dan Tegal.
"Kalau mereka kedapatan lagi meminta-minta di jalan, kami akan kirim ke Surakarta untuk dibina lebih lanjut," tegasnya kepada Tribunjateng.com, Kamis (7/4/2022).
Tak hanya dilakukan pendataan, mereka juga diberi pembinaan agar tidak lagi meminta-minta di jalanan.
Selain itu, petugas membagikan makanan untuk mereka berbuka bersama (bukber).
Ini merupakan bentuk perhatian pemerintah terhadap para PGOT.
Ke depan, dia meminta Dinas Sosial bisa membagikan bantuan kepada mereka agar tidak lagi turun ke jalan untuk meminta-minta.
"Mudah-mudahan Dinsos Kota Semarang bisa memberikan bantuan ke mereka."
"Jadi, mereka tidak lagi minta-minta," ucapnya.
Fajar menyinyalir, banyak bermunculan PGOT yang meminta-minta di jalanan selama Ramadhan.
Apalagi, Semarang sebagai kota metropolitan di Jawa Tengah banyak menjadi tujuan bagi masyarakat sekitar.
Pada hari sebelumnya, petugas telah merazia 16 PGOT.
Pihaknya menandaskan, akan melakan penertiban PGOT hingga menjelang Idulfitri.
Beberapa PGOT pun memberontak saat diminta untuk naik ke mobil Satpol PP.
Namun, petugas tetap membawa mereka ke Kantor Satpol Kota Semarang.
Seorang PGOT berinisial Y berkata, memang sering mangkal di Jembatan Berok, namun dia menegaskan bukan gelandangan.
"Saya sehari-hari memang ngemper di Mberok, tapi saya bukan gelandangan."
"Saya hanya cari makan dari para pengendara," ucapnya. (*)
Baca juga: HTM Masih Promo Rp 15 Ribu, Warga Dipersilakan Ngabuburit di Taman Wisata Pasir Kencana Pekalongan
Baca juga: Kloter Pertama Diperkenalkan Arema FC, Empat Pemain Berlabel Timnas, Bos Gilang: Target Juara Liga 1
Baca juga: Ngabuburit Boleh Asal Tak Abaikan Prokes, Kota Tegal Sudah Berstatus PPKM Level 1
Baca juga: Kasus Dugaan TPPU Sinarmas Tak Kunjung Tuntas, Peneliti ISESS Pertanyakan Kinerja Bareskrim