Berita Jateng
Anggota DPD RI Abdul Kholik Sebut Pelabuhan Tanjung Emas Masih Potensial
Potensi pelabuhan Tanjung Emas Semarang untuk peningkatan perekonomian Jawa Tengah terus dipacu
Penulis: hermawan Endra | Editor: muslimah
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Potensi pelabuhan Tanjung Emas Semarang untuk peningkatan perekonomian Jawa Tengah terus dipacu.
Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI dari Daerah Pemilihan Jateng, Abdul Kholik mengungkapkan, masih banyak peluang pelabuhan Tanjung Emas Semarang yang harus di dorong lagi pengembangannya.
Seperti misalnya, dari sisi kapasitas peti kemas yang saat ini pemanfaatannya masih 50 persen.
"Perlu dukungan stakeholder untuk memaksimalkannya sehingga potensi ini bisa termanfaatkan," kata Abdul Kholik saat melakukan kunjungan kerja di PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III, Senin (18/4).
Menurutnya, perlu prioritas yang lebih didahulukan, dan pengoptimalkan fungsi pelabuhan Tanjung Emas dirasa merupakan pilihan tepat sembari merintis pengembangan pelabihan berikutnya seperti Batang atau Kendal.
"Melihat kawasan pantai utara Jateng dengan beberapa pelabuhan mulai dari Tegal, Semarang dan rencana Batang dan Kendal yang masuk dalam pengembangan. Tapi kalau melihat jarak diantara titik ini sebenarnya mengoptimalkan pelabuhan Tanjung Emas saja masih cukup ruang," ujarnya.
Abdul Kholik menambahkan, pemaksimalan pelabuhan Tanjung Emas Semarang memiliki tantangan yakni dari soal penurunan permukaan tanah.
Hal tersebut menurutnya menjadi problem yang harus diselesaikan bukan hanya bagi pengelola pelabuhan saja tapi juga pemerintah daerah agar mengeluarkan kebijakan untuk mendukung supaya mencegah pelabuhan ini mengalami penurunan yang signifikan.
"Sebab bisa jadi 15 tahun ke depan akan semakin berat jika tidak diantisipasi sekarang. Peran pemda, pemerintah pusat juga harus melihat masalah ini sekaligus mencarikan solusi," imbuhnya.
Dalam kunjungan kerjanya itu, Abdul Kholik menilai ada ruang untuk mengoptimalkan pelabuhan selatan yakni di Tanjung Intan. Jika pelabuhan tersebut bisa dikembangkan secara proporsional maka ada potensi untuk membagi beban utara dan selatan Jawa dalam hal pengiriman barang dan ekspor.
"Hasil kunjungan kerja ini akan dijadikan bahan untuk dikomunikasikan ke berbagai stakeholder seperti pemerintah pusat, kementerian atau pihak yang membidangi. Tujuan dari kunjungan kerja ini kami ingin mendapatkan gambaran sejauh mana kondisi pelabuhan Tanjung Emas termasuk kemampuannya dalam mendukung angkutan barang dan orang demi pengembangan daerah," ujarnya.
Selain itu, menurutnya wilayah Jateng ini perlu ada pelabuhan khusus ikan. Sehingga diharapkan dapat membantu nelayan serta menjadi upaya dalam pengembangan ekonomi maritim.
"Ternyata di pantura ini belum ada pelabuhan ikan besar untuk mengolah maupun menyimpan hasil perikanan laut," ujarnya.
General Manager PT Pelindo III, Hardianto menambahkan, untuk saat ini belum membutuhkan tambahan area lain selain Tanjung Emas karena kapasitas 1,5 juta teus, sedangkan keterterpakaian masih 50 persen atau sekitar 8.000 teus pertahun.
"Program jangka panjang 2037 Tanjung Emas akan mempunyai kapasitas terpasang sekitar 3,7 juta teus, saat ini jangka pendek dan menengah sudah mengupayakan peti kemas tercukupi di pelabuhan tanjung emas," pungkasnya. (*)