OPINI
OPINI Elisa Rinihapsari : Mewaspadai Ancaman Penyakit Pascalebaran 2022
MASYARAKAT Indonesia tengah menghadapi euforia libur dan mudik lebaran. Jalan raya, jalan kampung, padat dengan lalu lintas orang
Oleh Elisa Rinihapsari
Staf Pengajar Politeknik Katolik Mangunwijaya
MASYARAKAT Indonesia tengah menghadapi euforia libur dan mudik lebaran. Jalan raya, jalan kampung, padat dengan lalu lintas orang yang sedang melakukan perjalanan untuk bersilaturahmi.
Rumah-rumah terasa meriah dengan gelak tawa karena adanya kunjungan saudara, sahabat, kerabat, dan handai taulan. Semua orang bersukacita dalam suasana riang gembira.
Kegiatan silaturahmi hampir selalu diwarnai dengan makan bersama, ngobrol sambil bercanda, bersalaman dan kadang disertai cipika-cipiki (cium pipi kanan - cium pipi kiri).
Semuanya hal tersebut terasa menyenangkan, dan sangat wajar dilakukan, khususnya setelah adanya larangan mudik lebaran dua tahun sebelumnya karena pandemi.
Namun demikian, aktivitas libur mudik lebaran yang begitu membahagiakan, ternyata mengandung ancaman munculnya beberapa penyakit pascalebaran yang perlu diwaspadai.
Penyakit rutin pascalebaran
Hidangan lebaran identik dengan makanan bersantan dan mengandung protein dan lemak tinggi (opor, sambal goreng, dan lain-lain).
Minuman yang disajikan juga umumnya mengandung kadar gula tinggi (minuman bersoda, sirup, es buah, dan lain-lain). Konsumsi makanan dan minuman tersebut secara berlebihan, berisiko meningkatkan kadar gula darah dan kolesterol.
Pada penderita diabetes dan orang-orang yang memiliki kadar kolesterol tinggi, seyogianya memiliki pengendalian diri untuk membatasi konsumsi makanan dan minuman yang berisiko meningkatkan kadar gula darah dan kolesterol.
Kegiatan perjalanan liburan yang padat seringkali mengganggu waktu makan. Ketidakteraturan waktu makan sesuai kebiasaan, dapat memicu timbulnya maag.
Demikianpun konsumsi makanan pedas bersantan secara berlebihan, dapat memicu iritasi lambung maupun gangguan pencernaan, sehingga penyakit maag dan diare umum dijumpai selama dan setelah libur lebaran.
Pola makan selama libur lebaran harus dijaga tetap teratur dan seimbang, dengan asupan air dan serat yang tidak boleh ditinggalkan, agar kenaikan kadar gula darah dan kolesterol, serta gangguan pencernaan dapat dihindarkan.
Acara yang padat selama liburan umumnya membuat fisik mengalami kelelahan. Rasa lelah tersebut umumnya tidak dirasakan, karena dikalahkan oleh perasaan gembira sukaria.