Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Blora

Tri Yuli Setyowati Serukan 'Ojo Kawin Bocah', Blora Peringkat 13 di Jateng, 640 Kasus Sepanjang 2021

Berdasarkan Pemprov Jateng, angka pernikahan anak di Kabupaten Blora untuk periode 2021 sebanyak 448 kasus.

Penulis: ahmad mustakim | Editor: deni setiawan
TRIBUN JATENG/AHMAD MUSTAKIM
Penandatanganan deklarasi gerakan Jo Kawin Bocah dan penandatanganan MoU antara KOHATI Jateng - DI Yogyakarta dengan Kepala Dinas P3AP2KB Jateng tentang pencegahan pernikahan anak, Senin (16/5/2022). 

TRIBUNJATENG.COM, BLORA - Wakil Bupati Blora, Tri Yuli Setyowati memaparkan penyebab mengapa angka pernikahan anak di Kabupaten Blora, cukup tinggi. 

Hal ini disampaikan saat mengisi materi Talkshow “Menyongsong Masa Depan Unggul; Stop Pernikahan Anak” di Pendopo Rumah Dinas Bupati Blora, Senin (16/5/2022). 

Baca juga: BKKBN Dan DPR RI Komisi IX Kunjungi Blora, Ini Yang Dilakukan

Baca juga: Dinas P4 Blora Perketat Pengawasan Sapi dari Luar Kota

Baca juga: Begini Kronologi Rumah Sukini Di Nglarohgunung Blora Terbakar, Kerugian Ratusan Juta Rupiah

Baca juga: Polres Blora Gagalkan Satu Truk Dan Satu Pick Up Muatan Arak Jawa

“Biasanya pernikahan anak ini disebabkan oleh faktor ekonomi keluarga."

"Kemudian lingkungan sosial utamanya di pedesaan, kualitas pendidikan orangtua, rendahnya pengetahuan kesehatan reproduksi, hingga pola pengasuhan yang primitive," ucap Wabup kepada Tribunjateng.com, Senin (16/5/2022). 

"Yang bahaya karena MBA atau hamil sebelum nikah."

"Jika ini dibiarkan, dampaknya bisa berbahaya,” tegas Wabup. 

Wabup menekankan pentingnya sinergitas multi stakeholder dalam mencegah dan menekan angka pernikahan anak maupun pernikahan dini. 

“Tingginya angka pernikahan anak di Blora ini menjadi PR bersama."

"Berbagai pihak harus bersama-sama sesarengan mencegah dan menangani pernikahan bawah umur."

"Karena dampaknya akan sangat bahaya bagi keberlangsungan kehidupan generasi muda Blora ke depan,” terangnya. 

Menurutnya, mulai dari pimpinan daerahnya, Dinas Kesehatan, Dinas Dalduk KB, Dinas Sosial P3A, PKK, Kemenag, hingga berbagai organisasi seperti Muslimat, Fatayat, Aisyiyah.

Kemudian Pramuka, Forum Anak, Forum Genre, Osis dll, harus berjalan bersama untuk memberikan edukasi kepada masyarakat tentang bahayanya pernikahan anak.

Dijelaskannya, angka perceraian meningkat karena secara ekonomi dan psikis belum siap mempunyai anak.

Sang ibu yang belum matang fisiknya rentan terkena kanker mulut rahim, hingga bayi yang dilahirkan bisa cacat dan stunting karena perkembangan janin tidak maksimal pada rahim muda.

“Oleh sebab itu, mari bersama-sama belajar untuk mengajak masyarakat di sekitar, teman untuk memahami bahayanya nikah dini."

"Intinya, ojo kawin bocah,” tegasnya.

Wakil Bupati mengapresiasi keaktifan Forum Anak, Forum OSIS dan Forum Genre yang ada di Kabupaten Blora

Apalagi Genre sudah terbentuk hingga tingkat Kecamatan, yang diharapkan bisa memberikan edukasi kepada teman sebaya bersama PIK-R di tingkat desa.

Wakil Bupati Blora Tri Yuli Setyowati membuka dan mengisi materi Talkshow “Menyongsong Masa Depan Unggul; Stop Pernikahan Anak” di Pendopo Rumah Dinas Bupati Blora, Senin (16/5/2022).
Wakil Bupati Blora Tri Yuli Setyowati membuka dan mengisi materi Talkshow “Menyongsong Masa Depan Unggul; Stop Pernikahan Anak” di Pendopo Rumah Dinas Bupati Blora, Senin (16/5/2022). (TRIBUN JATENG/AHMAD MUSTAKIM)

“Biasanya kalau yang ngomongi itu orangtua pada takut, mereka juga takut cerita kepada orangtua."

"Namun ketika yang menasehati teman sebaya, biasanya remaja ini akan terbuka," terangnya. 

"Maka celah inilah yang harus bisa dimaksimalkan."

"Apalagi Bunda Genre, Aini Solichah ini sangat aktif berkegiatan dengan adik-adik Genre,” tambah Wabup.

Pihaknya berharap, peran serta generasi muda juga bisa ikut menekan potensi pernikahan anak. 

“Yang dimaksud pernikahan anak adalah pernikahan usia di bawah 19 tahun."

"Yang mana telah diatur dalam UU Nomor 16 Tahun 2019 tentang perkawinan."

"Perlu pahamkan ini ke masyarakat luas,” terang Wabup.

Kepala Dinas P3AP2KB Jateng, Retno Sudewi menyampaikan, berdasarkan Pemprov Jateng, angka pernikahan anak di Kabupaten Blora untuk periode 2021 sebanyak 448 kasus.

“Blora menduduki peringkat ke 13 dari 35 kabupaten kota se Jawa Tengah yang pernikahan anaknya banyak."

"Posisi pertama Cilacap."

"Meskipun berada di tengah, upaya pencegahan dan penanganan pernikahan anak ini harus dilakukan bersama-sama," paparnya kepada Tribunjateng.com, Senin (16/5/2022). 

"Kami kagum terhadap Blora karena strategi daerah dalam penanganan pernikahan anaknya sudah sesuai strada Jawa Tengah dan stranas yang diinginkan Presiden Joko Widodo."

"Tinggal bagaimana action bersama di lapangan,” ajaknya.

Sementara itu, Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Blora, Ainia Sholichah menyampaikan, data pernikahan anak selama 2021 dari Kantor Kemenag Kabupaten Blora ada 640 kasus.

Dengan rincian laki-laki 100 kasus dan perempuan 540 kasus.

“Artinya ada 100 laki-laki dan 540 perempuan di bawah 19 tahun yang menikah selama 2021 di Kabupaten Blora."

"Kami identifikasi datanya, yang paling banyak adalah Kecamatan Jati, ada 64 perempuan dan 54 laki-laki di bawah umur 19 tahun telah menikah."

"Ini menjadi perhatian bersama,” jelasnya kepada Tribunjateng.com, Senin (16/5/2022). 

Menurutnya, harus ada pendekatan, edukasi yang baik kepada anak anak, pelajar SMP, SMA, SMK sederajat, dan orangtuanya. 

"Jika anak-anak remaja didekati melalui Forum Anak, Genre, Forum Osis, Karang Taruna, untuk orangtuanya bisa didekati lewat Muslimat, Aisyiyah, PKK, dan lainnya."

"Mari bergerak bersama untuk menekan angka pernikahan anak di Kabupaten Blora,” tambahnya.

Selain talkashow, juga dilaksanakan penandatanganan deklarasi gerakan Jo Kawin Bocah, dan penandatanganan MoU antara KOHATI Jateng - DI Yogyakarta dengan Kepala Dinas P3AP2KB Jateng tentang pencegahan pernikahan anak. (*)

Baca juga: Duh, Seleksi Popda Pencak Silat Digelar Secara Mandiri, Anggaran Terbatas Jadi Alasan Pemkab Kendal

Baca juga: Yuk Ramaikan Batang Expo 2022, Acara Dibuka Bupati Wihaji, Woro Widowati Jadi Penutupnya

Baca juga: Reklame Konvensional Mulai Dibersihkan di Simpang Lima Semarang, Wajib Beralih ke Videotron

Baca juga: Tips Biar Mesin Motor Lebih Awet, Kuncinya Jangan Salah Pilih Oli, Berikut Kata Astra Honda Jateng

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved