Warga Berbagai Agama di Getasan Ucapkan Selamat Waisak, Suasana Terasa Guyub Rukun
Hari Raya Waisak di Dusun Thekelan Desa Batur Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang tidak hanya diperingati warga yang beragama Budha saja.
Penulis: Hanes Walda Mufti U | Editor: Daniel Ari Purnomo
TRIBUNJATENG.COM, SALATIGA – Hari Raya Waisak di Dusun Thekelan Desa Batur Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang tidak hanya diperingati warga yang beragama Budha saja melainkan juga warga yang beragama non Budha.
Dari pantauan Tribunjateng.com di lapangan, terlihat para warga yang beragama Kristen maupun Islam di Dusun Thekelan saling memberi ucapan selamat kepada warga yang beragama Budha.
Tokoh agama Kristen, Stefanus Rusmin menjelaskan asal mula para warga Dusun Thekelan memberi ucapan selamat saat ada perayaan hari besar keagamaan.
“Pertama kali adanya toleransi antar umat beragama saat lima tahun lalu pada bulan Desember . Pada saat itu ada perayaan ulang tahun RT 3,” kata Rusmin kepada Tribunjateng.com, Senin (16/5/2022).
“Karena perayaan tersebut berbarengan dengan Hari Raya Natal maka diRT 3 kami saling berikan ucapan selamat serta salam-salaman,” tambahnya.
Warga yang merayakan agama tersebut berdiri di pinggir jalan dan warga lain berjalan dengan memberi selamat.
“Ucapan selamat serta salam-salaman ini awalnya kami beri undangan untuk para warga beragama Islam dan Budha,” paparnya.
“Jadi para warga RT 3 yang beragama Kristen berdiri dan warga yang beragama lain menyelamati sambil berjalan,” tambahnya.
Selain itu, saat warga yang beragama Islam sedang merayakan Hari Raya Idul Fitri, para warga Dusun Thekelan langsung berinisiatif untuk memberi ucapan selamat.
“Setelah itu kami programkan di RT 3 agar menjadi acara tahunan setiap ada hari raya keagamaan,” ungkapnya.
“Ternyata warga Dusun Thekelan juga mengambil inisiatif kegiatan seperti itu. Jadi kegiatan ini tidak terencana,” paparnya.
“Kami memulai Hari Raya Idul Fitri, para warga yang beragama selain Islam sudah menunggu di luar untuk memberi ucapan,” tambahnya.
Sampai saat ini, toleransi beragama di Dusun Thekelan masih berjalan.
“Mulai itulah budaya ini berlanjut sampai sekarang,” ucapnya.
“Justru kesadaran dari masyarakat yang membuat bahwa hubungan antar agama itu sangat perlu,” tambahnya.