Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Liputan Khusus

Jateng Sudah Zero Covid, Ruang Bekas Isolasi di Rumah Sakit untuk Rawat Inap

Setelah zero covid, tempat-tempat isolasi terpusat dan ratusan ruangan di RS yang sekarang sudah tidak ada pasien positif, digunakan untuk apa. Perala

Penulis: faisal affan | Editor: m nur huda
Tribunjateng.com/Hanes Walda
Ruang isolasi covid-19 di RSUD Salatiga kosong tidak ada pasien, Sabtu (14/5/2022). 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Seiring membaiknya penanganan pandemi di Jawa Tengah dan Indonesia pada umumnya, sejumlah rumah sakit sudah kosong pasien Covid-19.

Tribun Jateng melakukan penelusuran dan pantau langsung kondisi rumah sakit dan tempat isolasi terpusat, yang beberapa bulan lalu masih disesaki pasien positif.

Setelah zero covid, tempat-tempat isolasi terpusat dan ratusan ruangan di RS yang sekarang sudah tidak ada pasien positif, digunakan untuk apa. Peralatan bed dan berbagai alat medis di tempat itu sekarang bagaimana kondisinya.

Pantauan kondisi rumah sakit dan tempat isolasi di Semarang, Purwokerto, Boyolali, Pati, Kudus, Salatiga dan daerah lain, menunjukkan tempat tersebut sudah kosong pasien. Namun sebagian tetap disiagakan, dan sebagian lagi sudah difungsikan lagi untuk menangani pasien umum, seperti sebelum pandemi.

Nakes Siaga

Pantauan di Rumah Dinas Walikota Semarang, sebagai tempat isolasi terpusat, kondisi saat ini sudah kosong tidak ada pasien covid-19.

"Terakhir 21 April kemarin. Pasien laki-laki. Masuk tanggal 19 April. Sekarang di rumah dinas sudah tidak ada pasien lagi," terang Kabid Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Semarang, Rahma Defi.

Meski sudah tidak ada lagi pasien, pihaknya belum ada rencana untuk menutup operasional tempat isolasi terpusat di Kota Semarang itu. Menurutnya kondisi pandemi masih belum bisa dipastikan, sehingga tetap ada tenaga kesehatan yang berjaga.

"Rumah Dinas Walikota akan selalu siap menerima pasien covid-19. Hingga saat ini pun masih menjadi tempat isoter. Ada empat tenaga kesehatan yang masih berjaga dan tambahan 2 tenaga kebersihan," ujarnya.

Boleh Besuk

Direktur RSUD Wongsonegoro Semarang, Susi Herawati menerangkan, pasien covid-19 terakhir yang pulang dari rumah sakit yakni pada tanggal 21 April 2022. Setelahnya hingga saat ini belum ada pasien covid-19 yang kembali masuk.

"Sudah tidak ada pasien covid-19. Terakhir tanggal 21 April kemarin," jelasnya.

Pasien covid-19 yang terakhir keluar dari RSUD Wongsonegoro berasal dari Kota Semarang. Meski begitu, Susi tidak serta merta merubah ruangan khusus untuk pasien covid-19.

"Meski sudah tidak ada pasien covid-19, kami tetap siapkan ruang khusus isolasi. Jumlahnya ada 18 tempat tidur," tegasnya.

Karena sudah tidak ada lagi pasien covid-19, maka pihak rumah sakit sudah memperbolehkan keluarga pasien non covid-19 untuk membesuk. Tidak ada lagi pembatasan pembesuk yang pernah diberlakukan oleh RSUD Wongsonegoro.

"Sekarang bebas. Tidak ada batasan pembesuk. Kondisi rumah sakit sudah normal, sama seperti sebelum adanya pandemi. Tapi kami tetap akan bersiaga, untuk menangani kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi," pungkasnya.

Rawat Inap Biasa

Demikian juga kondisi di RSUD Salatiga, sudah lama tidak ada pasien covid-19. Direktur Utama RSUD Salatiga, Riani mengatakan tidak ada pasien covid-19 di RSUD Salatiga.

“Pasien covid-19 sudah tidak ada, jumlahnya pun sekarang 0,” kata Riani, Sabtu (14/5/2022).

Menurutnya penurunan tersebut mulai bulan Maret 2022. “Penurunan pasien covid-19 mulai pertengahan bulan Maret 2022 sampai sekarang,” paparnya.

Terdapat ruangan kusus untuk pasien covid-19 yang dirawat RSUD Salatiga. “Ruang untuk pasien covid-19 ada di ruang Cempaka dan ruang NICU,” ucapnya.

Dari pantauan Tribunjateng.com di lapangan, ruang Cempaka di RSUD Salatiga tampak kosong.

Dalam satu ruangan ada yang digunakan untuk satu pasien, empat pasien dan enam pasien. dengan fasilitas untuk pasien covid-19 yang masih terdapat di dalam ruangan tersebut.

Riani mengaku fasilitas ruang diterapkan sejak dulu. “Fasilitas ruang isolasi berdasar standart yang sudah ditetapkan,” ungkapnya.

Ruang isolasi pasien covid-19 di RSUD Salatiga terdapat pengurangan tempat tidur serta dialihfungsikan untuk rawat inap biasa.

"Ada pengurangan jumlah tempat tidur sehubungan dengan menurunnya kasus covid-19," ujarnya.

Ada juga beberapa ruangan yang telah dikembalikan fungsinya sebagai ruangan rawat inap biasa.

Sebulan setelah Lebaran

Di Kabupaten Pati juga sama. Sudah hampir dua bulan tidak ada satu pun pasien Covid-19 di tempat isolasi terpusat (isoter) yang disediakan oleh Pemkab Pati. Tempat isoter tersebut ialah Ruang Wijaya Kusuma (WK) 3 dan 4 di RSUD RAA Soewondo Pati.

“Sudah satu bulan lebih, isolasi terpusat di WK 3 dan 4 tidak ada pasiennya. Terakhir ada pasien Covid-19 Maret lalu. Namun, sementara ini kami masih menyiagakan sebagai tempat isoter,” kata Direktur RSUD RAA Soewondo Pati, Edy Siswanto, Jumat (13/5).

Dari pantauan di lapangan, memang Ruang Wijaya Kusuma yang menempati lantai 3 dan 4 gedung di sebelah IGD tampak sepi.

Hanya ada sejumlah petugas yang berjaga di lantai 1, dekat pintu masuk.

Sementara, koridor dan kamar-kamar di lantai 3 dan 4 yang selama pandemi dimanfaatkan sebagai ruang rawat pasien Covid-19 benar-benar kosong tak berpenghuni.

Di Ruang WK 3 dan 4 sendiri, menurut Edy terdapat 63 bed atau tempat tidur untuk pasien. Saat ini semuanya kosong.

“Memang sementara ini masih disiagakan, 24 jam ada yang berjaga. Rencana kami, kalau memang pandemi Covid-19 sudah jadi endemi dan pemerintah daerah sudah tidak memerlukan tempat isoter lagi, Ruang WK akan kami fungsikan kembali sebagai ruang rawat inap biasa,” jelas Edy.

Ia menuturkan, pihaknya sudah berkomunikasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Pati terkait hal ini. Ruang WK masih tetap disiagakan sebagai tempat isoter setidaknya hingga satu bulan setelah lebaran idulfitri.

“Karena takutnya ada ledakan kasus lagi. Sebab biasanya ledakan kasus covid-19 memang terjadi setelah ada kegiatan besar masyarakat. Maka setelah momen mudik dan silaturahim dengan kerabat saat lebaran berlangsung, nanti satu bulan setelah itu baru akan kami fungsikan jadi ruang rawat inap biasa. Itu pun kalau memang sudah tidak ada lagi yang perlu isoter,” ungkap Edy. (afn/mzk/han/jti/raf-bersambung/tRIBUN jATENG cETAK)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved