Berita Pati

Tiap Tahun Guru Ngaji di Pati Dikasih Insentif Rp 900 Ribu, Ini Alasan Bupati Haryanto

Guru ngaji memilik peran fundamental dalam membentuk karakter kebangsaan pada anak-anak generasi penerus.

Penulis: Mazka Hauzan Naufal | Editor: deni setiawan
TRIBUN JATENG/MAZKA HAUZAN NAUFAL
Bupati Haryanto membuka Workshop Wawasan Kebangsaan dan Penguatan Lembaga DPD Per-Guji (Persatuan Guru Ngaji) di Aula Pondok Pesantren Asmaul Husna Mina, Desa Sitiluhur, Kecamatan Gembong, Kabupaten Pati, Selasa (17/5/2022). 

TRIBUNJATENG.COM, PATI - Menurut Bupati Pati Haryanto, para guru mengaji perlu dibekali wawasan kebangsaan untuk ditularkan kepada anak-anak.

Wawasan kebangsaan yang dimaksud tidak terlepas dari empat pilar utama, yakni Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI Harga Mati.

Hal ini untuk menangkal degradasi rasa nasionalisme akibat munculnya paham-paham radikalisme yang memecah belah bangsa.

Baca juga: Cara Mengurus e-KTP Rusak di Pati Tanpa Datang ke Kantor Capil

Baca juga: Bengkel Motor Pati Terbakar, Kerugian Rp 2 Miliar

Baca juga: Wabup Pati Safin Minta Karang Taruna Maksimalkan Pengelolaan Desa Wisata

Baca juga: Viral Pemuda Pati Pasang Kuda-kuda Tarik Kerah Siap Menjotos Polisi

Hal tersebut disampaikan Bupati Haryanto ketika membuka Workshop Wawasan Kebangsaan dan Penguatan Lembaga DPD Per-Guji (Persatuan Guru Ngaji) Pati di Aula Pondok Pesantren Asmaul Husna Mina, Desa Sitiluhur, Kecamatan Gembong, Selasa (17/5/2022).

Workshop ini mengusung tema "Upaya Menangkal Radikalisme".

"Guru ngaji memilik peran fundamental dalam membentuk karakter kebangsaan pada anak-anak generasi penerus," ucap dia kepada Tribunjateng.com, Selasa (17/5/2022).

Menurut Haryanto, saat ini banyak pengaruh negatif yang berpotensi "menyerang" anak-anak.

Terlebih di zaman kemajuan teknologi informasi, dimana banyak anak-anak kecanduan gawai atau telepon pintar.

Ia mengatakan, ada banyak cara untuk merusak generasi muda.

Seperti melalui narkoba dan paham radikalisme atau ekstremisme beragama.

"Yang bisa menangkal pengaruh negatif itu ialah para guru yang mendidik anak-anak baca tulis Alquran dan ilmu agama, di tempat pendidikan Islam yang tidak terkontaminasi ajaran yang berbau radikalisme," ujar Haryanto.

Ia mengungkapkan, menyadari betapa pentingnya peran guru mengaji, pihaknya senantiasa berupaya memberikan apresiasi.

Di antaranya melalui bantuan kesejahteraan yang diberikan rutin setiap tahun.

"Selama 9 tahun lebih saya menjabat sebagai Bupati, Alhamdulillah bisa bantu guru TPQ maupun madin."

"Sekalipun nilainya tidak banyak, dulu Rp 250 ribu sekarang Rp 900 ribu (per orang)."

"Kalau ditotal tidak kurang dari Rp 12 miliar per tahun, belum termasuk pengurus tempat ibadah," tandas Haryanto. (*)

Baca juga: Pemerintah Berencana Naikkan Harga BBM, Puan Ingatkan akan Kondisi Masyarakat

Baca juga: Manajer Thailand Madam Pang Sebut Timnas U23 Indonesia Menakutkan, Gajah Perang Minder Lawan Garuda?

Baca juga: Cara Pakai Google Lens, Bisa Belanja Online Langsung Pake Kamera HP

Baca juga: Duh! Jembatan Penyebrangan di Jalan Pandanaran Kota Semarang Jadi Tempat Untuk Ngelem

Sumber: Tribun Jateng
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved