Berita Purbalingga
Semua OPD di Purbalingga Didorong Tingkatkan Indeks Tata Kelola Pengadaan
Kabupaten Purbalingga kembali belum mendapatkan Dana Insentif Daerah (DID) meski telah 6 kali mendapat opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP)
Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: Catur waskito Edy
TRIBUNJATENG.COM, PURBALINGGA – Kabupaten Purbalingga kembali belum mendapatkan Dana Insentif Daerah (DID) meski telah 6 kali mendapat opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK RI Perwakilan Jawa Tengah.
Sebabnya, parameter indeks tata kelola pengadaan (ITKP) di Kabupaten Purbalingga khususnya kategori e-procurement harus masuk kategori B atau Baik.
Sesuai Surat Edaran LKPP No 4/2021, indek tata kelola pengadaan minimal baik (B) sebagai aspek indikator dalam indeks reformasi birokrasi.
Hal itu disampaikan Sekretaris Daerah Kabupaten Purbalingga Herni Sulasti, saat Sosialisasi dan Penegasan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah di Operation Room Graha Adiguna, Rabu (25/5/2022).
Dikatakan dana insentif yang dikucurkan pemerintah pusat melalui DID menjadi nadinya pemkab Purbalingga ditengah keterbatasan anggaran paska pandemi Covid-19.
Karenanya ia mendorong semua organisasi perangkat daerah (OPD) meningkatkan nilai ITKP, minimal dengan fokus pada 5 unsur pembobotan agar nilai ITKP minimal Baik.
"Targetnya dapat angka 85 (baik) dimana tahun lalu hanya tercapai 20,02 (Kurang).
Di Jateng, baru ada 1 kabupaten berpredikat baik yakni Pekalongan, kemudian 4 kabupaten berpredikat cukup dan 30 kabupaten kota predikat kurang," ungkapnya sebagaimana dalam rilis.
Herni Sulasti memberikan target peningkatan pada penyelenggaraan Sistem Informasi Rencana Umum Pengadaan (SiRUP), E-Tendering, E-Purchasing, Non E-Tendering dan E-Purchasing serta E-Kontrak.
Selain E-Procurement, kriteria utama lainnya telah dilaksanakan baik seperti raihan opini WTP, APBD tepat waktu, E-Budgeting serta ketersediaan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP).
Ia mengatakan semua OPD wajib menayangkan Rencana Umum Pengadaan/RUP dalam aplikasi SiRUP, meliputi belanja non pegawai, atk, belanja minum rapat, belanja modal, honorarium, perjalanan dinas, pemeliharaan, paket perencanaan, serta paket pengawasan.
Semua OPD yang memiliki anggaran diatas Rp 200 juta juga wajib menerapkan E-tendering.
Hal lain yang wajib dilakukan adalah dilaksanakannya metode pembelian barang atau jasa secara elektronik melalui e-catalogue atau toko daring.
Semua OPD wajib menerapkan pembelian barang dan jasa melalui katalog elektronik seperti melalui Bela Pengadaan LKPP, Blangkon Jateng atau e-katalog lokal Purbalingga.
Rencananya pada Juni 2022 mendatang, Kabupaten Purbalingga akan bergabung dengan Bela Pengadaan Milik Provinsi Jawa Tengah yakni Belanja Langsung Toko Online Jawa Tengah atau Blangkon Jateng.
Sementara, untuk kebijakan non e-tendering dan non e-purchasing untuk paket pagu dibawah Rp 200 juta, OPD yang melakukan proses pemilihan dengan metode penunjukan langsung dan pengadaan langsung wajib melakukan pengadaan melalui Aplikasi Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE).
Bagi OPD yang sudah terlanjur melaksanakan Pengadaan Langsung secara manual (Non e purchasing) wajib melaksanakan pencatatan di SPSE.
Seluruh OPD yang memiliki paket pengadaan dan telah selesai proses pemilihan melalui SPSE maupun manual wajib dilakukan dengan penginputan data kontrak pada fitur E-kontrak di aplikasi SPSE.
Bahkan Herni memberikan warning pemberian sangsi penundaan TPP bagi OPD yang tidak menginput E-kontrak pada SPSE.
"Semua sudah kita lakukan.
Saya hanya ingin semua OPD berkomitmen untuk meningkatkannya menjadi lebih baik," ungkapnya.
Melalui peningkatan tata kelola pengadaan, Herni Sulasti berharap selain mendapatkan DID pada 2023 mendatang.
Perlu adanya komitmen para kepala OPD melalui kebijakan pengadaan ini akan mendongkrak nilai Monitoring Centre for Prevention (MCP) yang dikembangkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). (jti)
Baca juga: Berita Duka, Phoa Tung Heng (Henny) Meninggal di Semarang
Baca juga: Layanan Bengkel Gratis Astra Motor Jateng dan IZI Diserbu Masyarakat Terdampak Banjir Rob
Baca juga: Duduk Perkara Siswi SMP Semarang Dikeroyok Hingga Bonyok, Masalah Tak Hormati Senior
Baca juga: 19.000 Warga di Kota Pekalongan Terdampak Banjir Rob