Berita Blora
Ini Penyebab Sapi Terpapar PMK di Blora, Data Sementara 10 Positif dan 66 Suspek
Sapi mengalami kepincangan, air liur berlebih atau berbusa, pembengkakan kelenjar submandibular, melepuh di sekitar mulut.
Penulis: ahmad mustakim | Editor: deni setiawan
TRIBUNJATENG.COM, BLORA - 10 sapi di Kabupaten Blora positif terpapar penyakit mulut dan kuku (PMK).
Pemkab Blora akan melakukan pengetatan terhadap kasus yang sudah merebak ini.
Kepala DP4 Kabupaten Blora, Gundala Wejasena mengungkapkan, puluhan sapi juga sudah suspek PMK.
Baca juga: Pasar Hewan di Blora Ditutup Mulai Besok Jumat, Berlaku Selama 14 Hari, 10 Sapi Terpapar PMK
Baca juga: Gandeng Poltekkes Semarang, Bupati Ajak Tangani Stunting dan Dukung Kebutuhan Nakes di Blora
Baca juga: Orasi Ilmiah Bupati Blora Arief Rohman : Tahun 2021, Angka Stunting Di Blora Capai 21,5 Persen
Baca juga: Dindukcapil Blora Kurangi Kuota Pemohon hingga 33 Persen, Djoko: Mulai Diberlakukan 23 Mei Lalu
"10 ekor yang sudah diperiksa laboratorium ini berasal dari Dukuh Kedung Maling, Desa Kalisari, Kecamatan Randublatung dan Desa Talokwohmojo, Kecamatan Ngawen," ucapnya kepada Tribunjateng.com, Kamis (26/5/2022).
Gundala mengatakan, penyebaran penyakit mulut dan kuku pada ternak tidak mengenal batas wilayah.
"Penularannya bisa melalui udara sejauh 10 kilometer."
"Namanya aerosol," ujarnya.
Dijelaskannya, karena merupakan daerah perbatasan yang sudah positif, maka penyebarannya pun tidak bisa dihindari.
"Ini juga tergantung dengan daya tahan sapi atau ternak tersebut, kebanyakan sapi baru yang kena," ungkapnya.
Dengan kasus ini, pihaknya mengimbau para peternak untuk secara mandiri melakukan penyemprotan disinfektan dan isolasi terhadap sapi yang sudah positif.
"Termasuk pasar-pasar hewan juga dilakukan penyemprotan."
"Kami akan kerja sama dengan stakeholder terkait untuk mencegah persebarannya," kata dia.
Sementara itu, Asisten II Setda Kabupaten Blora Bidang Ekonomi Pembangunan, Hariyanto membenarkan sejauh ini sudah terdeteksi 10 sapi positif PMK.
"Yang positif ada 10 sapi dan yang masuk kategori suspek ada 66 sapi," ungkap Hariyanto kepada Tribunjateng.com, Kamis (26/5/2022).
Hariyanto menjelaskan, 10 sapi positif penyakit mulut dan kuku itu tersebar di tiga kecamatan.