Berita Kendal
Siswandi Panen Ikan Sebelum Rob Datang, 300 Hektare Tambak di Kendal Terdampak Banjir Rob
Banjir rob yang melanda kawasan pesisir Kabupaten Kendal berdampak pada sejumlah tambak di beberapa kecamatan.
Penulis: Saiful Ma sum | Editor: Catur waskito Edy
TRIBUNJATENG.COM, KENDAL - Banjir rob yang melanda kawasan pesisir Kabupaten Kendal berdampak pada sejumlah tambak di beberapa kecamatan.
Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Kendal mencatat, sedikitnya 300 hektare tambak terendam banjir rob dalam beberapa hari terakhir.
Plt Kepala DKP Kendal, Hudi Sambodo mengatakan, dari data yang ada tambak yang terendam banjir rob berada di
Kecamatan Kaliwungu,
Kota Kendal,
Rowosari,
Patebon.
Meliputi, Desa Mororejo dan Wonorejo Kecamatan Kaliwungu, Kelurahan Karangsari, Bandengan dan Banyutowo Kecamatan Kota Kendal, Desa Pidodo Kulon, Kartikajaya Kecamatan Patebon, dan Desa Gempolsewu Kecamatan Rowosari.
Menurutnya, rata-rata ikan yang terdampak adalah bandeng dan udang, dengan perkiraan usia 1-4 bulan.
Hudi menyebut, banjir rob kali ini cukup tinggi hingga air melewati batas tanggul tambak.
Sehingga, lanjut dia, air di dalam tambak meluap, ikan pun terbawa arus pindah ke tempat lain.
"Kami akan lakukan pendataan dan pengecekan lebih lanjut di lapangan. Karena ini sifatnya bencana, data yang ada akan kami sampaikan ke provinsi untuk mendapatkan bantuan. Biasanya ada bantuan bibit dan pakan ikan," terangnya, Kamis (26/5/2022).
Seorang petani tambak asal Mororejo, Bandu Siswandi mengatakan, banjir rob kali ini menjadi yang tertinggi dalam beberapa tahun terakhir.
Kata dia, lebih dari 25 kolam tambak dengan perkiraan lebih dari 2 juta ikan terendam banjir rob di wilayahnya.
Kolam Siswandi pun seluas 3000 meter persegi ikut terdampak banjir rob.
Beruntung, Siswandi sudah mengantisipasi dengan memanen sebagian besar ikannya sebelum banjir rob datang.
"Ikan saya perkiraan ada 400.000 ekor, sudah saya panen, paling sisa 10.000 - 20.000 ekor saja," tuturnya.
Siswandi mengaku sudah melihat adanya potensi gelombang tinggi pada akhir Mei.
Dia sudah mewanti-wanti kepada konsumennya untuk mengambil ikan sebelum 20 Mei, untuk menghindari tambak terendam air rob.
"Dan benar, terakhir panen 19 Mei, sorenya kolam terendam. Tapi masih ada sisa ikan di dalamnya," kata dia.
Menurutnya, ketinggian air rob di kawasan tambak lebih dari 1 meter, sehingga ikan banyak yang lepas mengikuti luapan air.
Pihaknya pun segera memperbaiki tanggul tambak yang rusak untuk bersiap melakukan pembibitan ikan kembali setelah rob mereda.
"Kalau tahun kemarin, air laut pasang tapi tidak terlalu tinggi. Kali ini robnya sangat tinggi, ada tiga tanggul jebol sejak rob pertama hari Minggu. Ini siklus tahunan, kalau rob sudah mereda bisa mulai pembibitan lagi," ujarnya. (Sam)
Baca juga: Bidik UMKM Bangun Pemulihan Ekonomi Pasca Covid 19
Baca juga: Trans Semarang Bakal Sesuaikan Tarif Pembayaran Tunai, Masih Tunggu Perwal
Baca juga: PATI NEWS : Wabup Pati Safin Ajak Peternak Saling Berbagi Ilmu untuk Tumbuh Bersama
Baca juga: Pengakuan Sedep Curi Tas Isi Ratusan Juta di Gunung Pati : Hutang Saya Banyak Pusing Ditagih Terus