Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

Dokter Gigi RSND Undip, Tyas Prihatiningsih, Sampaikan Pentingnya Jaga Kesehatan Gigi dan Mulut

Rongga mulut secara alamiah merupakan tempat hidup beratus-ratus spesies kuman.

Penulis: amanda rizqyana | Editor: sujarwo
Dok. Humas Undip
Dokter Gigi RSND Undip, drg. Tyas Prihatiningsih, M.D.Sc., Sampaikan Pentingnya Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Rongga mulut secara alamiah merupakan tempat hidup beratus-ratus spesies kuman, yang  dalam keadaan normal akan saling menjaga keseimbangannnya sebagai ‘flora normal’ rongga mulut.

Beberapa bakteri flora normal rongga mulut akan berperan sebagai bakteri pioneer pembentuk plak gigi.

Plak gigi akan terus menerus terbentuk meskipun sesaat setelah menyikat gigi.

Hal ini terjadi akibat adanya saliva atau air ludah dalam rongga mulut kita.

"Komponen protein atau musin yang terdapat dalam air liur akan membentuk lapisan pertama yang melekat di permukaan gigi dan permukaan lainnya dimana lapisan tersebut ideal untuk dilekati oleh bakteri pioneer pembentuk plak gigi” tutur drg. Tyas Prihatiningsih, M.D.Sc, Dokter Gigi Rumah Sakit Nasional Diponegoro (RSND) Universitas Diponegoro (Undip) berdasarkan rilis yang diterima Tribunjateng.com pada Jumat (27/5/2022).

Lebih lanjut ia menyampaikan bakteri pioneer tersebut dari golongan Streptokokus. Sp., bakteri ini akan menggandeng bakteri berikutnya yang bisa jadi bersifat merugikan, contohnya golongan bakteri kariogenik atau bakteri penghasil asam yang dapat menyebabkan karies atau perlubangan gigi.

Bakteri merugikan lain yang dapat ditemukan dalam plak diantaranya adalah bakteri penyebab kerusakan jaringan penyangga gigi, sebagai contoh P. gingivalis, P. intermedia, A. actinomycetemcomitans.

Selain itu rongga mulut juga dapat menerima tambahan kuman dari makanan dan minuman serta kebiasaan buruk pada anak seperti menghisap jempol, menggigit benda-benda, dan lainnya.

Hal tersebut bisa berpotensi menambah kelainan yang dapat muncul di rongga mulut ataupun kelainan yang penyebabnya masuk melalui mulut, seperti contohnya infeksi herpes simplex, kelainan periapikal pasca perawatan saluran akar dan lainnya.

“Kelainan rongga mulut seperti karies, karang gigi dan radang jaringan penyangga seperti radang gusi, dan infeksi di rongga mulut lainnya dapat menimbulkan gangguan sosialisasi berupa bau mulut dan gangguan estetika ketika kelainan terjadi di gigi depan," urainya.

Ia menambahkan bau mulut dapat timbul dari dua faktor, pertama dari rongga mulut kita semisal misalkan sisa makanan, makanan yang berbau, merokok, kelainan di rongga mulut, jaringan yang mati, karies, abses rongga mulut, karang gigi, radang jaringan penyangga gigi dan kandidiasis.

Sedangkan faktor kedua berasal dari sistemik misalkan pada penderita diabetes melitus dan gagal ginjal. Gangguan estetika dapat berpengaruh pada kepercayaan diri seseorang saat mereka bicara dan tersenyum.

Menurut drg. Tyas untuk mengatasi berbagai masalah tersebut dapat dikategorikan menjadi upaya perawatan kuratif dan preventif.

Kelainan seperti karies atau lubang gigi, radang gusi, serta infeksi jaringan rongga mulut lainnya dapat dilakukan perawatan kuratif seperti penambalan, perawatan saluran akar scaling maupun kuretase, sedangkan upaya preventif meliputi penyikatan gigi secara teratur minimal dua kali sehari di waktu yang tepat pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur, dengan durasi minimal 2 menit, serta metode penyikatan yang tepat.

Menyikat gigi merupakan metode utama untuk mengontrol timbulnya plak, sedangkan apabila masih terdapat sisa kotoran yang tidak bisa terambil dengan penyikatan gigi dapat dibantu dengan penggunaan dental floss atau sikat interdental.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved