Berita Semarang
Tri Subekso: Sudah Saatnya Lakukan Penyelamatan Candi Borobudur
Tri Subekso menyatakan penyelamatan Candi Borobudur memang sudah saatnya.
Penulis: amanda rizqyana | Editor: sujarwo
Meski demikian, ada solusi yang bisa diberikan bagi pengunjung Candi Borobudur tetap maksimal memanfaatkan fasilitas yang diberikan meski tak harus naik ke area Candi Borobudur.
"Sebagai konsekuensi dari pembatasan pengunjung untuk menaiki candi hingga area stupa utama, maka bagi pengunjung yang memilih kunjungan di area pelataran candinya saja, kini kehadirannya perlu dimaksimalkan di Museum Karmawibhangga," urainya.
Terpisah, Wiwik, pemandu wisata Koperasi Desa Wisata Candirejo Kecamatan Borobudur Kabupaten Borobudur mengatakan kebiasaan turis lokal yang berbuat tidak patuh pada aturan dan imbauan memang benar.
Meskipun ia tak dapat mengatakan dilakukan oleh sebagian kecil atau sebagian besar pengunjung lokal, namun setiap kali ia mengunjungi Candi Borobudur, pasti ia mendapati turis lokal yang diingatkan oleh petugas atau keamanan maupun pelaku wisata Candi Borobudur karena menaiki badan candi.
Meskipun pada beberapa kasus ada juga turis asing yang melanggar aturan candi, namun jumlahnya tak sebanyak turis lokal.
"Kalau turis mancanegara sebagian besar disiplin dan sangat menghargai aturan yang ada. Adapun aktivitas mereka saat menaiki candi biasanya mendengarkan cerita sejarahnya, cerita tentang relief-relief di candi,nilai moral di cerita itu, menikmati pemandangan, berphoto, dan ketika tidak banyak pengunjung biasanya mereka menikmati suasana di atas candi," ungkapnya.
Bahkan bagi turis bertas punggung, mereka selalu ingin berlama-lama di area candi memanfaatkan biaya tiket masuk yang mahal.
Adapun jasa sebagai pemandu wisata, Wiwik membanderol Rp 200 ribu per orang maksimal 2 orang untuk 1 sesi.
Per sesinya durasi 1,5-2 jam untuk mengunjungi Candi Borobudur maupun mengeksplorasi dewa wisata di sekeliling Candi Borobudur. (*)