Berita Jateng
UMP VS Inflasi, Karmanto: Buruh dan Masyarakat Jateng Terjerat Kenaikan Harga Komoditas Pangan
Dari data BPS hampir semua daerah di Jateng mengalami inflasi merata di bawah 1 persen
Penulis: budi susanto | Editor: muslimah
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Jateng mengalami inflasi sebesar 0,58 persen. Inflasi tersebut juga didata oleh BPS Jateng Mei lalu.
Dari data BPS hampir semua daerah di Jateng mengalami inflasi merata di bawah 1 persen.
Di Kota Semarang misalnya, yang mengalami inflasi 0,53 persen.
Bahkan inflasi mencapai 0,71 persen juga terjadi di Kota Surakarta.
Selain sektor transportasi, naiknya harga komoditas pangan seperti cabai juga menyumbang angka inflasi.
Baca juga: Ini Peyebab Meroketnya Harga Cabai di Jateng, Mahalnya Pupuk Hingga Ditinggalkannya Pertanian Cabai
Baca juga: Video Pembantaian Massal di Suriah Bocor, Para Keluarga yang Kehilangan Anggota Mereka Berduka
Melambungnya harga komoditas pangan seperti cabai, bahkan menyumbang inflasi Jateng sebesar 1,1 persen lebih.
Inflasi di Jateng juga berpengaruh pada daya beli masyarakat.
Kondisi tersebut diperparah dengan minimnya kenaikan UMP Jateng beberapa waktu lalu.
Di mana kenaikan UMP di Jateng hanya 0,78 persen, atau di angka Rp 13 ribu lebih.
Tak imbangnya kenaikan harga pangan dan UMP itu ditanggapi oleh Konfederasi Serikat Pekerja Nasional (KSPN) Jateng.
Kondisi tersebut juga dianggap seriusan dan harus segera ditindaklanjuti oleh pemerintah.
"Kalau tidak akan terjadi gejolak ekonomi di tingkat masyarakat, khususnya buruh," jelas Karmanto, Koordinator Bidang Advokasi KSPN Jateng, Selasa (7/6/2022).
Dilanjutkannya, kenaikan komoditas pangan sangat berpengaruh pada daya beli masyarakat.
"Melihat kondisi sekarang, tidak mungkin para buruh bisa mencukupi kebutuhan pokok dasar mereka," katanya.
Karmanto menjelaskan, timpangnya kenaikan upah dan inflasi, membuat masyarakat dan buruh terjerat.
