Berita Jepara
Wabah PMK Merebak, Peternak Kerbau di Jepara Cemas
Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) sudah merebak di Kabupaten Jepara. Hingga saat ini, hewan ternak di 11 dari 16 kecamatan
Penulis: Muhammad Yunan Setiawan | Editor: Catur waskito Edy
TRIBUNJATENG.COM, JEPARA -- Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) sudah merebak di Kabupaten Jepara. Hingga saat ini, hewan ternak di 11 dari 16 kecamatan sudah terjangkit PMK. Sebanyak 363 ekor hewan ternak sudah terjangkit wabah ini.
Kondisi ini membuat pelaku usaha hewan ternak di Kabupaten Jepara cemas. Mereka dihadapkan pada permasalahan kondisi hewan yang tidak sehat dan harga jual yang tidak stabil.
Rozaq (42) mengatakan sudah seminggu ini kondisi delapan ekor kerbau miliknya dalam kondisi sakit. Semua kerbaunya mengidap luka di bagian lutut dan kuku. Hal itu membuat kerbaunya lemas dan lebih sering duduk di kandang.
Menurut Rozaq, kondisi kerbaunya yang sakit-sakitan ini lebih baik setelah mendapat suntikan dari mantri hewan. Hewan ternaknya kembali doyan makan. Saat ini ia hanya fokus pada pengobatan pada luka-luka bagian luar.
“Saya obati seadanya. Saya kasih alkohol,” kata peternak asal Desa Guwosobokerto, Kecamatan Welahan, Kabupaten Jepara, Selasa (7/6/2022).
Untuk saat ini mendekati Idul Adha, ia masih kesulitan menjual hewan ternaknya. Wabah PMK membuat harga penjualan hewan ternak anjlok. Menurutnya, penurunan harga bisa mencapai lebih Rp 5 juta.
“Seumpama harga normalnya Rp 15 juta, saat ini jadi Rp8-9 juta,” imbuhnya.
Hal yang sama juga dialami Matrawi (45). Pemilik lima ekor kerbau itu sudah hampir dua minggu merawat hewan ternaknya yang bergejala PMK. Semua kerbaunya tidak hanya luka di bagian kuku dan lutut, tetapi juga di punggung dan bagian tubuh lainnya.
Ia hanya mengandalkan pengobatan dengan seadanya seperti menyiram bagian luka dengan alkohol. Pria yang akrab disapa Awi itu juga meminta pemerintah bergerak cepat menangani wabah ini. Pasalnya, kata dia, jika terus dibiarkan peternak kian terpuruk.
Saat ini, kata dia, tidak ada yang berani beli kerbau lagi. Hal itu juga berimbas pada penjualan hewan ternak. Harga anjlok.
“Untuk saat ini harga pasti turun. Seumpama harga Rp 25 juta, paling banter bisa laku Rp18 juta. Karena memang kondisi hewan ternaknya ada luka-luka,” beber peternak dari Desa Guwosobokerto saat ditemui tribunmuria.com.
Sudah Ditangani
Menanggapi hal ini, Staf Kesehatan Hewan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Jepara, Fajar Dwi Prasojo mengatakan pihaknya sudah mendatangi sentra hewan kerbau di Desa Guwosobokerto. Di sana memang ditemukan beberapa kerbau yang bergejala PMK.
“Dari total keseluruhan 338 kerbau di sentra itu, 52 memang bergejala PMK. Sudah kami tangani pada Kamis (2/6/2022),” kata Fajar.
Pihaknya sudah memberikan pengobatan berupa suntikan untuk pencegahan pembusukan kuku, pencegahan infeksi sekunder, dan pengobatan lepuh.
Saat ini, kata dia, stok obat untuk menangani PMK ini sudah berkurang. Ia berharap ada tambahan obat ini dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. (*)
Baca juga: Bupati Harap Banyak Tenaga Kerja Blora Terserap Pada Job Fair 2022 Di Gor Mustika
Baca juga: Desa Karangbawang Purbalingga Dapat Bantuan Mobil Ambulans Siaga untuk Permudah Akses Kesehatan
Baca juga: Empat Pria Di Banyumas Diamankan Polisi Karena Sedang Asik Pesta Sabu
Baca juga: Wawali Kota Semarang Ita Lepas 42 PNS Pemkot Semarang Berangkat Haji, Ini Pesannya