Berita Viral
Viral Keributan Petugas SPBU dan Konsumen, Kronologi Versi Medsos dan Pertamina Berbeda
Viral di media sosial soal keributan antara petugas SPBU dan konsumen BBM. Video keributan itu dibagikan sejak Kamis (16/6/2022).
TRIBUNJATENG.COM, TANGERANG - Viral di media sosial soal keributan antara petugas SPBU dan konsumen BBM.
Video keributan itu dibagikan sejak Kamis (16/6/2022) dan banyak mendapat komentar warganet hingga saat ini.
Namun ternyata narasi yang ada di postingan itu dan kronologi di kolom komentar tidak sesuai dengan kronologi yang dijelaskan Pertamina.
Unggahan video yang memperlihatkan keributan antara petugas dan konsumen SPBU Sektor 9 Bintaro, Tangerang Selatan viral di media sosial.
Baca juga: Jelang Idul Adha, 1300 Pequrban Ditargetkan Berkurban di Parade Qurban 2022
Baca juga: Demak Catat 116 Kasus Demam Berdarah Selama 6 Bulan Terakhir
Baca juga: Pemuda Tega Menghilangkan Nyawa Teman yang Memberinya Tumpangan Hanya Karena Butuh Uang
Dalam video tersebut tampak seorang konsumen marah-marah dengan mengajak seorang petugas SPBU untuk berkelahi.
Para petugas SPBU yang lain kemudian melerai dengan menghalangi konsumen tersebut untuk melakukan pukulan, sehingga perkelahian tidak terjadi.
Video tersebut salah satunya dibagikan pada Kamis (16/6/2022).
Dalam keterangannya, diinformasikan jika keributan tersebut terjadi karena kesalahan pengisian bahan bakar.
Mengetahui adanya kesalahan pengisian, petugas SPBU kemudian menawarkan bantuan untuk menguras tangki bahan bakar pada kendaraan konsumen.
Namun selain menguras tangki, konsumen tersebut juga menginginkan petugas juga memperbaiki mesin kendaraannya.
"Jadi min itu kan kesalahan pengisian bahan bakar, dan petugas mau menguras tengki mobilnya, tapi customer menginginkan di benerin mesinnya selain di kuras juga," tulis akun tersebut.
Hingga Kamis (16/6/2022) pukul 13.35 WIB, video tersebut sudah ditonton sebanyak 50.679 kali dengan 1.177 komentar.
Penjelasan Pertamina
Saat dikonfirmasi, Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Barat Eko Kristiawan membenarkan adanya kejadian tersebut.
Kejadian itu terjadi di SPBU Nomor 31.15401 di Sektor 9 Bintaro, Tangerang Selatan, Banten, Kamis (16/6/2022) pukul 22.09 WIB.
Eko menjelaskan, keributan terjadi bukan karena salah pengisian bahan bakar yang dilakukan oleh petugas.
Melainkan salah paham akibat bukti transaksi atau struk pengisian bahan bakar yang menunjukkan jenis bahan bakar yang berbeda.
"Bukan salah mengisi BBM, karena BBM yang diminta adalah Pertamax dan yang diisi juga Pertamax," kata Eko dikutip dari Kompas.com, Jumat (17/6/2022).
Awal keributan tersebut bermula karena ketika mobil konsumen diminta untuk diisikan bahan bakar jenis Pertamax.
Setelah dilakukan pengisian, kemudian konsumen meminta struk kepada petugas, tetapi di dalam struk tertera jika mobil konsumen ternyata diisi dengan Pertamax Turbo.
Peristiwa tersebut akhirnya membuat salah paham antara konsumen dengan petugas SPBU sehingga menibulkan keributan.
"Ada salah paham di struk muncul Pertamax Turbo," ungkapnya.
Pihak SPBU kemudian dapat membuktikan jika bahan bakar yang diisikan pada mobil konsumen benar Pertamax.
Setelah berhasil dibuktikan bahwa pengisian bahan bakar telah sesuai, akhirnya kesalahpahaman tersebut dapat berakhir dengan damai.
"Telah dibuktikan pada saat itu bahwa jenis BBM adalah Pertamax, sehingga konsumen dapat menerima bahwa BBM yang diisi telah sesuai," ujarnya.
Baca juga: Berkah Persib Bandung Hajar Persebaya Surabaya, Puncaki Grup C Piala Presiden 2022
Baca juga: Panglima TNI Kandidat Calon Presiden 2024, Selain Anies dan Ganjar, Akhir Rakernas Partai Nasdem
Baca juga: Video Warga Suruh Kab Semarang Kena Tipu Sembako Murah, 5 Kali Kirim DP Tapi Barang Tak Dikirim
Pihak Pertamina meminta maaf atas ketidaknyamanan konsumen terkait kejadian yang terjadi di SPBU Sektor 9 Bintaro.
Eko berpesan kepada konsumen agar tetap memperhatikan kendaraannya ketika sedang melakukan pengisian bahan bakar di SPBU.
Selain itu, konsumen juga jangan melakukan aktivitas yang dapat menyita perhatiannya ketika kendaraannya sedang dilakukan pengisian.
"Konsumen tetap konsentrasi pada proses pengisian dan tidak melakukan aktivitas lain yang menyita perhatian sampai selesai prosesnya sehingga tidak terjadi kesalahpahaman," ungkapnya. (*)