Berita Pekalongan
Satu Tahun Kepemimpinan, Ini Kata Bupati Pekalongan Fadia Arafiq
Bupati Pekalongan Fadia Arafiq dan Wabup Riswadi genap setahun memimpin Kota Santri.
Penulis: Indra Dwi Purnomo | Editor: sujarwo
Lalu, program ini tidak ada batasan untuk jenis layanannya. Jadi bisa untuk rawat jalan, rawat Inap, persalinan, sampai tindakan operasi.
"Bisa langsung dilayani, karena tidak butuh biaya lain-lain. Kemudian bisa dilayani dengan cepat."
"Batasannya hanya pada besaran nominal biayanya. Yakni untuk operasi, itu maksimal Rp 15 juta. Untuk rawat inap Rp 7,5 juta dengan asumsi tiga hari sehat," ujarnya.
Pihaknya menjamin puskesmas dan rumah sakit akan melayani dengan baik. Tidak membedakan pasien reguler dan pasien yang menggunakan program ini. Jadi meski gratis, akan dilayani dengan baik, sama dengan yang reguler.
Saat disinggung mengenai, berapa anggaran yang digunakan untuk program tersebut, Wawan panggilan akrabnya Kadinkes Kabupaten Pekalongan mengatakan, bahwa Pemkab Pekalongan menganggarkan sekitar Rp 54 miliar untuk program ini.
"Anggaran tersebut untuk tahun ini. Anggaran sebesar itu digunakan untuk membayar premi BPJS, karena kami tidak bisa lepas dari itu. Anggaran itu cukup untuk satu tahun anggaran."
"Namanya program baru, tentu pelaksanaannya ada masalah. Tapi ini tidak krusial. Paling cuma masalah pelayanan yang tersendat-sendat karena ini hal baru. Contohnya mungkin saat pendaftaran, tahunya program umum, ternyata ikut yang program ini. Karena ini beda, mungkin itu yang harus kita sosialisasikan terus ke masyarakat bahwa seorang ada program itu, dan itu beda dengan yang umum. Karena itu Bupati rajin dan konsisten mensosialisasikan terus di tiap kesempatan," jelasnya.
Pihaknya berharap, karena ini program untuk masyarakat yang belum mempunyai jaminan kesehatan, maka yang sudah punya jaminan harus diteruskan. Jangan diputus dan ikut program ini. Karena ini berisiko.
Kemudian, program ini kan cakupannya terbatas, hanya bisa berlaku di RS milik Pemkab.
"Kalau jaminan diputus, nanti saat harus dirujuk ke RS swasta malah gak bisa. Jadi yang sudah punya jaminan kesehatan, tidak usah ikut program ini."
"Program ini hanya berlaku di kelas III . Toh kan di Rumah Sakit itu kelas 1,2,3 pelayanannya sama. Yang membedakan hanya fasilitas kamarnya. Dokter yang melayani juga sama," katanya.
Wawan menambahkan, program yang bagus ini mempunyai daya ungkit terhadap kebutuhan masyarakat.
Terbukti, dalam tiga bulan saja dari Februari-April sudah ada 8.862 orang yang dilayani dengan program ini.
"Dengan rincian, rawat jalan ada 8.194 pasien, rawat inap 423 pasien, dan persalinan ada 245 pasien."
"Saya sebagai pelaksana perbup berharap, program ini berjalan dengan baik dan berlanjut ke tahun berikutnya karena ini sangat membantu," tambahnya. (*)