Lipsus
Rekomendasi 5 Besar Wisata Kuliner Kabupaten Pati Wajib Dicicip, Ada Sejarahnya
Inilah sejarah dan rekomendasi 5 wisata kuliner di Kabupaten Pati wajib dicoba.
Penulis: Mazka Hauzan Naufal | Editor: Daniel Ari Purnomo
Pemilik warung, Kiswati, mengatakan bahwa ia sudah berjualan nasi gandul sejak 1977.
“Tapi dulu tempatnya di sebelah GOR,” ujar dia saat diwawancarai, Senin (11/4/2022) malam.
Kiswati mengatakan, di warungnya ia menyajikan nasi gandul dengan varian lauk lengkap. Selain daging, ada aneka jeroan sapi. Di antaranya otak, paru, limpa, lidah, dan iso (usus).
“Harganya seporsi Rp 20 ribu sudah termasuk minuman. Saya buka setiap hari, 24 jam,” tutur dia.
Kiswati mengatakan, ia tidak bisa menghitung bisa menjual berapa porsi nasi gandul per harinya. Bisa mencapai ratusan porsi per hari.
2. Soto Kemiri
Soto merupakan makanan khas nusantara yang memiliki banyak varian. Banyak daerah di Indonesia memiliki versi tersendiri dari kudapan berkuah ini. Begitu pula Kabupaten Pati yang memiliki kuliner khas soto kemiri.
Soto kemiri memiliki kuah berwarna kuning pekat. Cita rasanya kaya akan rempah. Disajikan dengan kecambah/tauge dan bawang goreng, soto ini lumrah dinikmati dengan lauk pendamping berupa potongan ayam kampung.

Makanan ini cukup mudah ditemukan di berbagai sudut Pati. Banyak warung yang menjajakannya.
Satu di antara warung makan soto kemiri yang ada di Pati ialah Warung Makan Soto Ayam Kemiri Pak Lasdi Tarzan. Warung yang beralamat di Jalan Kembang Joyo Nomor 83, Kecamatan Pati. Tempat ini termasuk warung makan soto kemiri legendaris.
Jika ditanya tentang kuliner khas Pati, kebanyakan orang mungkin akan menjawab nasi gandul atau soto kemiri. Namun, sebetulnya ada hidangan lain khas Pati yang tak kalah lezat, namanya petis runting.
Jangan dibayangkan petis runting berbumbu hitam kental seperti isian tahu petis.
Petis runting merupakan rebusan balungan (tulang) kambing yang dihidangkan dalam kuah kental berwarna kecokelatan.

Makanan yang berasal dari Dukuh Runting, Desa Tambaharjo, Kecamatan Pati ini penampilannya mirip tengkleng atau gulai, namun kuahnya berwarna lebih gelap. Selain itu juga lebih kental karena mengandung tepung beras yang masih bertekstur.