Berita Kabupaten Tegal
Kisah Warga Dukuh Karangsari Tegal: Akses Jalan Terjal Berlumpur, Yang Sakit Ditandu Pakai Sarung
Inilah sedikit gambaran mengenai akses jalan menuju Desa Wotgalih, Kecamatan Jatinegara, Kabupaten Tegal
Penulis: Desta Leila Kartika | Editor: muslimah
TRIBUNJATENG.COM, SLAWI - Siapa sangka, di jaman serba modern ini masih ditemukan wilayah yang akses jalannya sulit dilalui karena berlumpur, terjal, dikelilingi hutan, dan sungai sehingga kendaraan mobil maupun sepeda motor sulit melintas.
Inilah sedikit gambaran mengenai akses jalan menuju Desa Wotgalih, Kecamatan Jatinegara, Kabupaten Tegal.
Kondisi geografis Desa Wotgalih yang dikelilingi hutan paling utara Kecamatan Jatinegara, merupakan desa perbatasan antara Kecamatan Kedungbanteng dan Kecamatan Warureja Kabupaten Tegal.
Baca juga: Pelaku Penculikan Alami Kecelakaan hingga Ditangkap Warga saat Lari dari Kejaran Polisi
Baca juga: Basarnas Cilacap Evakuasi 3 Korban Terjepit Dalam Kecelakaan Tunggal di Kebumen, 1 Korban Meninggal
Bahkan salah satu pedukuhan yang masuk Desa Wotgalih yaitu Dukuh Karangsari, merupakan pedukuhan yang paling sulit dilalui kendaraan baik mobil maupun sepeda motor.
Akses internet pun masih cukup sulit dijangkau, begitu juga dengan listrik yang masih terbatas.
Sulitnya akses jalan yang harus dilewati saat hendak masuk di pedukuhan Karangsari karena melewati jalan berlumpur, terjal, dan sungai, sehingga hanya bisa dilalui menggunakan kendaraan khusus seperti mobil jeep atau motor trail.
Jika ada warga yang sakit maka ia harus ditandu menggunakan sarung terlebih cuaca saat ini masih sering hujan.
Kondisi memprihatinkan ini, harus dialami oleh salah satu warga Dukuh Karangsari RT 03/RW 01, bernama Warno, yang sakit dan membutuhkan perawatan khusus.
Mau tidak mau, Warno harus ditandu menggunakan sarung yang kemudian diangkat oleh dua orang warga yang lainnya, melewati hutan dengan jalanan becek, berlumpur sepanjang 3,5 kilometer
Mereka bahkan harus menyeberangi sungai.
"Saat ini bapak saya keadaannya sedang sakit parah dan harus dibawa ke rumah sakit. Tapi untuk membawa bapak ke rumah sakit tidak mudah, karena akses jalan yang sulit sehingga terpaksa ditandu dengan sarung oleh dua orang.
Untuk sampai di jalan yang beraspal di Desa Gongseng Kabupaten Pemalang jaraknya 3,5 km, nah setelahnya baru bisa menggunakan kendaraan," ungkap Aeni, yang merupakan anak dari Warno, pada Tribunjateng.com, Rabu (6/7/2022).
Meskipun harus melewati medan yang cukup sulit dan pastinya melelahkan, tapi Aeni dan keluarga berharap agar sang ayah (Warno) bisa pulih dan sehat kembali.
Sebagai warga Dukuh Karangsari, Desa Wotgalih, Kecamatan Jatinegara, Kabupaten Tegal, Aeni juga sangat berharap akses jalan bisa segera diperbaiki, atau dibuatkan akses yang mudah dilalui kendaraan baik sepeda motor maupun mobil.
Sehingga jika terjadi hal mendesak seperti sang ayah yang sakit, bisa segera tertangani dan ketika akses jalan bagus, mudah dilalui maka mobilitas perekonomian juga semakin lancar.
"Saya sebagai warga yang tinggal di Dukuh Karangsari, sangat berharap pemerintah bisa menbuat akses jalan yang bagus dan layak. Sehingga warga tidak lagi mengalami kesulitan, terutama saat ada yang sakit ataupun aktivitas biasa," harapnya.
Terpisah, Kepala Desa Wotgalih, Warji, tidak menampik jika akses jalan di desanya memang sangat sulit untuk dilalui.
Warga harus bersusah payah saat hendak melakukan aktivitas baik keperluan ekonomi, sekolah, kesehatan, dan lain-lain warga harus berjalan kaki.
Terlebih jika kondisi cuaca sedang hujan, maka warga akan melewati hutan jati yang jalannya becek, berlumpur, dan menyeberangi sungai.
Akses jalan yang kondisinya memperlihatkan, tidak hanya di Dukuh Karangsari saja, tetap jalan kabupaten sepanjang 5 kilometer dengan lebar 4 meter penghubung desa lain Dukuh Wanarata menuju pusat Kecamatan Jatinegara, sekarang ini kondisinya juga sangat rusak parah bahkan sering menyebabkan warga yang lewat jatuh.
"Kami dari pemerintah desa sudah sering mengajukan perbaikan jalan agar masyarakat bisa beraktivitas dengan nyaman, perekonomian, pendidikan, kesehatan bisa lancar, apalagi jalan tersebut akses satu-satunya warga. Kami pemerintah desa dan masyarakat, berharap pemerintah daerah, provinsi, maupun pusat bisa segera memperbaiki jalan tersebut, " tutup Warji. (dta)