Laporkan Akun Twitter @Up Wanita ke Polisi, Seorang Perawat RSUD RA Kartini Jepara Diperiksa
Kasus dugaan pencemaran nama baik RSUD Kartini dan perawat FA ke tahap pemeriksaan.
Penulis: Muhammad Yunan Setiawan | Editor: sujarwo
"Kejadian itu berulang kembali ketika mendekati subuh, dengan beraninya dia memasukkan tangan nya ke bagian alat vitalku, apa daya tubuh terbaring lemah dan di manfaatkan oleh si b*j*ng*n itu! Betapa ternodainya tubuh ini!" bebernya.
Pihak RSUD RA Kartini Ungkap Hasil Investigasi
Manajemen RSUD RA Kartini telah melakukan investigasi terkait dugaan adanya pelecehan seksual yang dilakukan oleh salah seorang perawat berinisial FA.
Selama investigasi, FA dibebastugaskan untuk tidak melayani pasien secara langsung.
Plt Direktur RSUD RA Kartini Vita Ratih Nugraheni mengatakan, pihaknya telah menginvestigasi dan meminta klarifikasi kepada perawat tersebut. Investigasi itu dilakukan tim internal RSUD RA Kartini.
"Yang bersangkutan menyatakan dan telah membuat pernyataan tertulis di atas materai bahwa yang bersangkutan tidak pernah melakukan sebagaimana yang dituduhkan oleh akun @UpWanita," kata dia saat konferensi pers di Ruang Komite Medis, RSUD RA Kartini, Selasa (28/6/2022) pagi.
Vita juga meminta pemilik akun @UpWanita jika mengalami hal tersebut bisa menyampaikan keluhannya ke nomor telepon +6282137791415 bagian Humas RSUD RA Kartini. Ia menyilakan kepada terduga penyintas untuk mendatangi langsung ke bagian layanan aduan pelanggan RSUD RA Kartini.
Vita menjamin identitas pengadu akan dirahasiakan.
Apabila dalam waktu 2X24 jam sejak konferensi pers, lanjut Vita, pemilik akun @UpWanita itu tidak bisa membuktikannya. Pihaknya meminta yang bersangkutan untuk menarik postingan dan meminta maaf kepada RSUD RA Kartini di seluruh media massa.
"Atau kami akan mengambil langkah hukum," jelasnya.
Vita juga membeberkan perawat berinisial FA itu bertugas di ruang kelas tiga, di Ruang Kemuning. Setiap ruangan berisi tujuh tempat tidur pasien. Antara pasien satu dengan pasien lain disekat dengan tirai korden. Total ada 32 tempat tidur di ruang tersebut. Masing-masing pasien dijaga oleh satu orang dari pihak keluarga pasien. Di ruangan itu juga dilengkapi cctv.
Menurut Vita, jumlah perawat perempuan lebih banyak dibanding perawat laki-laki. Dalam satu shift di ruang itu bertugas empat perawat, terdiri satu perawat laki-laki dan tiga perawat perempuan.
"SOP menangani pasien sudah ada. Untuk masalah sangat privasi pasien harus ditangani (perawat) sesuai jender pasien," ujarnya.
Secara terpisah, Komisioner Komnas Perempuan Siti Aminah Tardi mengapresiasi langkah RSUD RA Kartini membebastugaskan terduga pelaku dan melakukan pemeriksaan.
Namun, ia memberi catatan pada proses investigasi yang hanya menyandarkan klarifikasi terduga pelaku tanpa meminta keterangan langsung dari korban.
Menurutnya, tipe kekeresan seksual itu terjadi di ruang-ruang tertutup dan dalam relasi tidak imbang.
"Sehingga tidak ada saksi yang melihat atau mengetahuinya. Maka sangat mungkin--seperti kasus lainnya--pelecehan seksual ini akan dibantah," ujarnya saat dihubungi tribunmuria.com. (*)
			