Ada Potensi Kenaikan Ekstrem, Pemerintah Diminta Serius Tangani Lonjakan Harga Pangan

supply and demand terhadap komoditas pangan saat ini sedang tidak seimbang, sehingga bisa makin mendongkrak kenaikan harga pangan yang lebih ekstrem.

Editor: Vito
desta leila kartika
ilustrasi - Pedagang cabai dan sayuran di Pasar Trayeman Slawi, Tonisah, sedang memilah bawang merah yang ada di lapak jualannya, Selasa (26/4/2022). 

TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA – Sekretaris Jendral Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi), Reynaldi Sarijowan menyoroti harga pangan yang sudah mengalami kenaikan sebelum Hari Raya Iduladha.

Ia menyebut, sejak Sabtu malam sebelum hari raya Iduladha hingga beberapa waktu ke depan, permintaan masyarakat pada komoditas pangan akan meningkat dua kali lipat.

“Sejak awal sebelum memasuki Iduladha hingga hari ini (Minggu-Red), kami menyoroti harga bahan pokok sudah terdongkrak naik,” kata Reynaldi, dikutip dari Kontan, Minggu (10/7).

Menurut dia, supply and demand terhadap komoditas pangan saat ini sedang tidak seimbang, sehingga bisa makin mendongkrak kenaikan harga pangan yang lebih ekstrem.

Reynaldi melaporkan ada kenaikan harga pada banyak komoditas pangan strategis. Harga cabai rawit merah saat ini berada di level Rp 120.000/kg, cabai rawit besar Rp 90.000-Rp 93.000 per kg, dan cabai rawit merah keriting hampir menyentuh angka Rp 100.000/kg.

“Kondisi seperti ini seharusnya wajar terjadi jika saat permintaan meningkat, tapi sayangnya hal ini sudah terjadi jauh sebelum mendekati hari raya, bahkan saat permintaan sedang normal,” ujarnya.

Selanjutnya, komoditas lain yang masih tinggi harganya yaitu bawang merah Rp 70.000-Rp 71.000 per kg. Harga bawang putih juga naik yaitu Rp 37.000-Rp 38.000 per kg.

Harga ayam broiler hampir Rp 45.000/kg. Harga telur masih fluktuatif di level Rp 28.000-Rp 29.000 per kg. Harga daging berkisar di angka Rp 145.000-Rp 147.000 per kg.

Melihat hal tersebut, Reynaldi meminta kepada pemerintah untuk menyiapkan grand design pangan, dengan harapan kenaikan harga pangan ini tidak akan terus berlarut hingga pasca-Iduladha.

Ia juga berharap agar pemerintah dapat memperhatikan stok komoditas pangan yang ada di pasar. Pasalnya, supply and demand yang tidak berimbang dapat menyebabkan kenaikan pangan.

“Tentu kami mendorong pemerintah untuk membedah satu per satu masalah yang ada di beberapa komoditas. Seperti minyak goreng kemarin ada persoalan di distribusi, sehingga ketahuan penanganannya. Begitu pula dengan komoditi pangan lain, kami harap ada penanganan serius dari pemerintah,” tandasnya. (Kontan.co.id/Lailatul Anisah)

BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved