Berita Feature
3 Kali Nyaleg dan Gagal Sri Saparni Tetap Tangguh, Kini Jualan Rempeyek Keliling di Boyolali
Dia mengaku kegagalannya mencalonkan diri sebagai anggota legeslatif itu tidak hanya pada Pemilu 2019 saja
Meskipun hanya berjualan rempeyek keliling.
Sri mengaku rempeyek itu dia ambil dari salah satu perajin di Boyolali.
Setiap rempeyek yang dia jual Rp 3 ribu itu, dia mendapat untung sebesar Rp 500.
Selain jualan rempeyek, Sri juga menjual pupuk tanaman dan beras merah.
“Kalau laku semua, sehari itu bisa dapat uang Rp 400 ribu,” jelasnya.
Sri yang merupakan janda yang tercatat sebagai keluarga miskin harus mengayuh sepeda angin hinggga belasan kilometer, keliling Boyolali untuk berjualan rempeyek ini.
Sebab, jangankan sepeda motor, handphone saja, dia mengaku tak memilikinya.
Terlebih lagi, rumah yang dia tempati baru saja terbakar pada bagian dapur dan kamarnya.
“Rumah saya habis kebakaran pada bulan Maret lalu,” katanya.
Hidup serba pas-pasan tak menjadikan Sri meninggalkan kegemarannya membaca buku.
Di tengah jerih payahnya jualan rempeyek itu, dia masih menyempatkan diri mengunjungi perpusatkaan daerah.
“Saya tadi habis pinjam 2 buku di Perpus (Perpusda Boyolali)," aku dia.
"Dari sejak kecil saya memang senang membaca. Kalau pas nyaleg itu bacaan saya tentang politik. Tapi sekarang saya suka baca yang agama (buku-buku tentang Agama),” tambahnya. (*)
Artikel ini telah tayang di TribunSolo.com dengan judul Inilah Sri Saparni, Wanita Tangguh di Boyolali : 3 Kali Gagal Nyaleg, Kini Jualan Rempeyek Keliling