Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Ekonomi

Indonesia Masuk 15 Besar Negara Terancam Resesi, Begini Kata Sri Mulyani hingga IMF

Kondisi perekonomian global dikatakan Dana Moneter Internasional (IMF) sangat suram. Mereka menyebutnya kian gelap

Editor: muslimah
AFP/ISHARA S KODIKARA
Dampak krisis Sri Lanka bangkrut, antrean warga mengular untuk membeli elpiji di Colombo, 23 Mei 2022. 

Ancaman resesi

Rencana IMF menurunkan prospek ekonomi global mengemuka ketika inflasi di Amerika Serikat—negara dengan ekonomi terbesar di dunia—mencapai 9,1 persen, tertinggi selama 40 tahun terakhir.

Peringatan Georgieva bahwa prospek ekonomi global lebih gelap secara signifikan dikemukakan ketika menteri keuangan dan gubernur bank sentral negara-negara G20 bertemu di Bali, Indonesia.

"Kami berharap yang terbaik, tetapi tentu saja bersiap untuk yang terburuk," kata Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo.

Sri Mulyani menambahkan, meski indikator ekonomi Indonesia lebih baik dibanding 14 negara lain yang terancam resesi, Indonesia masih tetap harus waspada terhadap potensi resesi yang masih dapat terjadi.

Pasalnya, saat ini negara-negara di dunia masih dibayangi resesi dan kenaikan inflasi.

"Kita tetap harus waspada karena ini akan berlangsung sampai tahun depan," ujarnya.

Risiko global mengenai inflasi dan resesi, ujar Sri Mulyani, menjadi salah satu topik pembahasan dalam pertemuan menteri keuangan dan gubernur bank sentral negara-negara G20.

"Message-nya adalah kita tetap akan menggunakan semua instrumen kebijakan kita," kata Sri Mulyani.

Pertemuan itu membahas beragam isu yang meresahkan perekonomian global, antara lain kenaikan harga komoditas, ketahanan pangan, dan dampak perang di Ukraina mengingat Ukraina merupakan pengekspor pangan utama.

Georgieva berkata dalam unggahan di laman IMF bahwa inflasi telah meluas melampaui harga makanan dan energi.

Ini membuat banyak bank sentral meningkatkan biaya pinjaman, sesuatu yang dia katakan akan perlu dilanjutkan.

Adapun bank sentral Kanada menjadi bank sentral terbaru yang menaikkan suku bunga, dari 1,5 persen menjadi 2,5 persen demi mengatasi inflasi yang melonjak menjadi 7,7 persen.

Gubernur Bank Sentral Kanada Tiff Macklem mengatakan, angka kenaikan yang lebih tinggi dari perkiraan dan merupakan inflasi terbesar dalam 24 tahun, mencerminkan kekhawatiran bahwa inflasi terlalu tinggi dan itu memengaruhi semua warga Kanada.

Sementara bank sentral AS diperkirakan akan kembali menaikkan suku bunga, yang kemungkinan menjadi peningkatan suku bunga terbesar, dalam pertemuan bulan ini.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved