Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Banyumas

ODGJ di Banyumas Bertambah Terus, Dipengaruhi Faktor Ekonomi dan Keluarga

Jumlah Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) di Kabupaten Banyumas terus bertambah. 

Permata Putra Sejati
Relawan ODGJ Banyumas, Emilia Prabasari (kanan) saat berinteraksi dengan salah satu ODGJ di rumah singgah Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (Dinsospermades) Banyumas, Kamis (23/6/2022). 

TRIBUNJATENG.COM, PURWOKERTO -- Jumlah Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) di Kabupaten Banyumas terus bertambah. 

Pada 2021 sebanyak 90 ODGJ ditangani oleh Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (Dinsospermades) Kabupaten Banyumas. 

Jumlah tersebut ternyata mayoritas berasal dari daerah lain. 

"Kita juga gabung dengan penganan orang terlantar.

Sekitar 79 kita kembalikan yang terlantar ke daerah asal diberikan ke dinas setempat karena kita terbentur kependudukan dan BPJS juga," ujar Kepala Bidang Perlindungan Jaminan dan Rehabilitasi Sosial (PJRS) Dinsospermades Kabupaten Banyumas, Budi Suharyanto, kepada Tribunbanyumas.com, Jumat (15/7/2022). 

Sedangkan data sementara hingga Juli 2022, pihaknya mencatat, ada sekitar 20 ODGJ dan orang terlantar yang ditangani oleh Dinsospermades Banyumas.

Mereka telah mendapatkan penanganan baik dari segi rehabilitasi medis dan segi rehabilitasi sosial. 

Pihaknya mengatakan faktor banyaknya ODGJ di Banyumas dipengaruhi masalah ekonomi dan keluarga.

Apalagi adanya pandemi Covid-19 yang sempat terjadi dua tahun lalu menjadi pemicu pesatnya bertambahnya ODGJ. 

"Dua tahun lebih tidak bisa apa-apa akhirnya ada lonjakan. 

Faktornya ekonomi dan problem keluarga itu tinggi banget. 

Bahkan dari total 1.000 lebih yang sempat kami tangani itu mohon maaf dari keluarga miskin semua. 

Banyak yang terbentur tidak punya BPJS, tidak aktif sampai akhirnya kita bantu menggunakan APBD," jelasnya. 

Selain itu ada juga faktor putus kerja. 

Seperti yang diketahui banyak perusahaan yang memutuskan hubungan kerja pada saat pandemi Covid-19. 

Namun demikian jumlahnya tidak begitu banyak. 

Pihaknya menjelaskan kebanyakan karena memang tingkat stress.

Faktor ekonomi dan keluarga yakni kekerasan dari orang tua, kemudian perceraian juga turut mempengaruhi terjadinya gangguan jiwa. 

"Seperti yang kita tangani kemarin di Kecamatan Jatilawang dan Purwojati ada yang dipasung itu karena suaminya selingkuh.

Dia sudah punya anak tiga. 

Sebelum kita tangani memang tidak ada penanganan apapun, kebetulan dari Dinas Kesehatan ditangani dari segitu medis, dan kami dari kejiwaan agar tidak kambuh lagi," terangnya. (jti)

Baca juga: Pelaku Turun di Stasiun Pekalongan, Pencuri Tas Isi Laptop Penumpang KA Kaligung Ditangkap

Baca juga: Seniman Mural Kebanjiran Order Karena Lapak Ganjar

Baca juga: Prakiraan Cuaca Semarang Besok Sabtu 16 Juli 2022

Baca juga: Polisi Amankan Seorang Tersangka Kasus Pencabulan Anak Oleh Ayah Tiri Di Cilacap Yang Sempat Viral

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved