Berita Semarang
Anggota Komisi VIII DPR RI Ungkap Biaya Haji Tahun Ini Mencapai Rp 98 Juta
Anggota Komisi VIII DPR RI Abdul Wachid ungkap biaya haji pada tahun ini mencapai Rp98 juta. Ada kenaikan harga yang tidak diketahui masyarakat.
Penulis: Muhammad Yunan Setiawan | Editor: Catur waskito Edy
TRIBUNJATENG.COM, JEPARA — Anggota Komisi VIII DPR RI Abdul Wachid ungkap biaya haji pada tahun ini mencapai Rp98 juta. Ada kenaikan harga yang tidak diketahui masyarakat.
Pasalnya, masyarakat mengetahui biaya haji hanya Rp35, 2 juta. Untuk itu, dia meminta pemerintah menyampaikan hal ini kepada publik. Agar semua tahu kondisi sebenarnya.
Ketua DPD Partai Gerindra Jawa Tengah itu membeberkan, kenaikan biaya haji karena ada kenaikan biaya di Arafah-Muzdalifah-Mina (Armuzna). Semula biaya Armuzna 1.600 real. Namun pada tahun ini pemerintah Arab Saudi menaikkan menjadi 5.600 real. Selain itu juga ada kenaikan biaya PPN, tiket pesawat terbang, dan tambahan makan tiga kali sehari. Setelah dihitung, biaya haji menjadi Rp 82 juta.
“Setelah putus Rp 82 juta, kurang dari seminggu pemberangkatan haji, pemerintah Arab Saudi memanggil kita dan meminta tambahan Rp 16 juta. Jadi total Rp82 juta ditambah Rp 16 juta. Totalnya Rp98 juta,” kata Wachid kepada tribunmuria.com, kemarin.
Di sisi lain, masyarakat yang berangkat haji dipatok harga Rp 35,2 juta. Akhirnya kekurangan biaya haji itu dibayar melalui dana abadi yang dikelola Badan Pengelolaan Keuangan Haji (BPKH).
“Selisih antara subsidi dengan biaya haji yang dibayar jamaah haji ini perlu dibahas serius,” ujarnya.
Menurutnya, jika pola seperti itu terus diterapkan, dia khawatir BPKH tidak bisa menutup kekurangan pada tahun-tahun mendatang.
Dia berpendapat pembahasan haji tahun ini tidak hanya melibatkan Kementerian Agama, tetapi juga melibatkan pihak lain. Karena ada banyak yang dibahas seperti kuota haji yang berdampak pada durasi antre pemberangkatan, biaya haji, dan lainnya. Soal kuota, kata dia, harus ada negosiasi ulangagar daftar antrean tidak semakin lama.
Selain itu, Wachid juga mengungkapkan fasilitas haji pada tahun ini juga harus dievaluasi. Pasalnya dengan kenaikan harga tersebut tidak sebanding dengan ketersediaan fasilitas. Padahal biaya tambahan sudah dbayar.
“Temuan saya setelah saya cek lokasi ternyata tenda masih tenda lama, kamar mandi masih lama. Hanya tambahan kasur tebal 5cm, lebar 50 cm, dan Panjang 175 cm,” ujarnya.
Untuk itu, dia meminta biaya haji harus dibahas serius agar ke depan jamaah haji mendapat fasilitas yang sesuai dengan harga yang dibayar. (*)
Baca juga: Alie Sesay optimis psis mampu kalahkan Arema FC di Stadion Kanjuruhan
Baca juga: Viral HP Istri KH Anasom Ketua PCNU Semarang Dihack, Kirim Whatsapp Provokasi Bunuh Rizieq Shihab
Baca juga: Fikes UMP Luncurkan Program Desa Tangguh Bencana
Baca juga: Acara Puncak Gebyar Grab Express 2.0, Bantu UMKM di Indonesia Naik Level
