Berita Semarang
Edi Ajak Keluarga Nonton Kirab Budaya Cheng Ho : Mau Lihat Barongsai
Festival Cheng Ho sempat vakum selama dua tahun terakhir imbas pandemi Covid-19.
Penulis: iwan Arifianto | Editor: Catur waskito Edy
TRIBUNJATENG.COM,SEMARANG -- Festival Cheng Ho sempat vakum selama dua tahun terakhir imbas pandemi Covid-19.
Event tahunan masyarakat Tionghoa tersebut kembali digelar tahun ini.
Acara yang paling ditunggu oleh masyarakat adalah kirab budaya Cheng Ho yang menampilkan beragam pertunjukan kesenian Tiong Hoa mulai dari Barongsai, patung Dewa, Liong Samsi, pasukan berkuda dan lainnya.
"Ya dua tahun sempat tak ada event kirab budaya Cheng Ho, tahun ini akhirnya bisa menonton lagi," ucap warga yang menonton kirab budaya Cheng Ho di Klenteng Tay Kak Sie, Edi Gunawan (36) kepada Tribunjateng.com, Sabtu (30/7/2022).
Ia tak sendiri, pria asal Kampung Pecinan Kota Semarang itu mengajak keluarganya.
"Saya pribadi anggap acara ini sebagai hiburan, terutama mau lihat barongsai," paparnya.
Kendati demikian, ia sedikit mengetahui makna dari kegiatan tersebut yakni untuk memperingati Laksamana Cheng Ho atau Sam Poo Tau Djien yang ke 617.
"Maknanya kurang lebih seperti itu. Tetapi yang jelas acaranya ini bagus untuk menunjukan keberagaman di Kota Semarang sebab dapat dilihat warga dari berbagai suku guyub di acara ini," tuturnya.
Terpisah , Wakil sekretaris Yayasan Klenteng Besar Tay Kek Sie, Ivan mengatakan, kirab budaya Cheng Ho sebagai bentuk kegiatan memperingati hari kedatangan Laksamana Cheng Ho di Kota Semarang ke 617 tahun.
Kegiatan sudah dimulai dengan acara ritual yang dimulai Rabu (27/7/2022).
Namun kegiatan kirab diundur pada akhir pekan ini supaya tidak mengganggu aktivitas warga lainnya.
Kirab melibatkan ratusan peserta dari berbagai daerah meliputi Semarang, Jakarta, Ungaran, Sukabumi dan lainnya.
Rute kirab dimulai pagi hari menempuh rute dari Klenteng Tay Kek Sie ke jalan Wotgandul, Plampitan, Kranggan, Depok ,Pemuda ,Bulu, Bojongsalaman Simongan, berakhir di Sam Poo Kong.
Di lokasi tersebut dihadiri pula Gubernur Jateng Ganjar Pranowo dan Walikota Semarang Hendrar Prihadi.
Sore harinya pasukan kirab kembali ke Tay Kek Sie menggunakan truk turun di gang Kranggan lalu menampilkan kembali pertunjukan di Klenteng tersebut.
"Pesan dari kegiatan ini dalam masa pandemi saling kerjasama saling support. Pandemi segera selesai ekonomi lebih baik," jelasnya.
Ia mengatakan, kegiatan tersebut diharapkan menjadi momen awal kebangkitan pariwisata di kota Semarang.
Apalagi kirab budaya Cheng Ho sangat ikonik satu-satunya di Indonesia.
Di tempat lain memang ada kirab budaya Tiong Hoa tapi di Kota Semarang yang membedakan Cheng Ho-nya.
"Kirab Cheng Ho jadi daya tarik. Cheng ho itu semarang semarang itu Cheng Ho," ujarnya.
Ditambahkan, kirab budaya Cheng Ho merupakan tapak tilas ritual kebudayaan Tionghoa untuk memperingati kedatangan Cheng Ho.
Kegiatan tersebut diharapkan menjadi pemantik masyarakat untuk mencontoh watak, sikap dan ketokohan Cheng Ho.
Di antaranya dapat membaur dengan masyarakat.
Selain itu, setiap kunjungan Cheng Ho ke wilayah baru selalu membawa misi perdamaian bukan perang.
Cinta damai merangkul semua kalangan.
"Cheng Ho juga selalu meninggalkan warisan kebudayaan yang ditinggalkan di daerah yang didatanginya," katanya.
Sekretaris Disbudpar Kota Semarang Samsul Bahri Siregar mengatakan, kirab budaya Cheng Ho perlu dikolaborasi dengan event lainnya supaya lebih meriah.
"Kita berharap acara tak hanya sampai di sini kedepan dipersiapkan lagi inovasi lagi sehingga nanti kota semarang khususnya event Cheng Ho ini menjadi event lebih hebat dan bagus lagi," terangnya.
Disbudpar sangat mendukung acara tersebut sebab menjadi satu di antara tujuan kota wisata.
"Nantinya menjadi kalender event nasional di ikonik kota semarang," ungkapnya. (Iwn)
Baca juga: Wanita Ini Halangi Polisi agar Suami Bisa Melarikan Diri saat Penggerebekan Narkoba
Baca juga: Persijap Jepara Berhasil Menang Tipis Atas Persipa Pati
Baca juga: Susunan Pemain Arema FC Vs PSIS Semarang Liga 1 2022: Tanpa Carlos Fortes
Baca juga: Sungai Kongo Jadi Sungai Terdalam di Dunia, Banyak Ikan Mati di Titik Paling Dalam