Berita Internasional
Ukraina Habisi Ratusan Tentara Rusia di Wilayah Selatan
Militer Ukraina mengatakan telah membunuh ratusan tentara Rusia dalam pertempuran di wilayah selatan, satu di antaranya di Kherson.
TRIBUNJATENG.COM - Militer Ukraina mengatakan telah membunuh ratusan tentara Rusia dalam pertempuran di wilayah selatan, satu di antaranya di Kherson.
Diketahui, pasukan Ukraina belakangan ini fokus melancarkan serangan balasan ke Kherson, serta mata rantai utama di jalur pasokan tentara Moskow.
Dilansir Al Jazeera, lalu lintas kereta api ke Kherson di atas Sungai Dnieper telah dipotong, lapor komando selatan militer pada Sabtu (30/7). Kondisi ini akan membuat pasukan Rusia yang ada di sisi barat sungai semakin terisolasi dan tidak terjangkau pasokan dari Krimea dan wilayah timur Ukraina.
Pejabat pertahanan dan intelijen Inggris menilai, pasukan Rusia saat ini berjuang untuk mempertahankan momentum kemenangan.
Dalam beberapa pekan terakhir, Ukraina sukses merusak tiga jembatan di Sungai Dnieper menggunakan sistem rudal jarak jauh bantuan dari Barat. Akibatnya, transportasi ke Kota Kherson terputus dan membuat Angkatan Darat ke-49 Rusia dalam posisi rentan, kata intelijen Inggris.
Komando selatan militer Ukraina mengatakan, lebih dari 100 tentara Rusia tewas, dan tujuh tank hancur dalam pertempuran di selatan pada Jumat (29/7).
Wakil kepala pertama dewan regional Kherson, Yuri Sobolevsky mengatakan kepada warga untuk menjauh dari tempat pembuangan amunisi Rusia.
"Tentara Ukraina mencurahkannya untuk melawan Rusia, dan ini baru permulaan," tulis Sobolevsky di Telegram.
Gubernur wilayah Kherson yang pro-Ukraina, Dmytro Butriy menyatakan, distrik Berislav sangat terpukul. Berislav berada di seberang sungai di barat laut pembangkit listrik tenaga air Kakhovka.
"Di beberapa desa, tidak ada satu rumah pun yang dibiarkan utuh, semua infrastruktur hancur, dan orang-orang tinggal di ruang bawah tanah," tulis Butriy di Telegram.
Pejabat pemerintahan yang ditunjuk Rusia untuk wilayah Kherson awal pekan ini menolak penilaian Barat dan Ukraina atas situasi tersebut.
Dalam pembaruan intelijen pada Sabtu (30/7), Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan Rusia kemungkinan telah mendirikan dua jembatan ponton dan feri untuk trasportasi alternatif setelah jembatan utama dirusak militer Ukraina.
Masih menurut info tersebut, dikatakan bahwa otoritas pro-Kremlin di wilayah pendudukan Ukraina selatan akan bersiap untuk mengadakan referendum untuk bergabung dengan Rusia akhir tahun ini.
"Kemungkinan (otoritas) memaksa penduduk untuk mengungkapkan rincian pribadi untuk menyusun daftar suara," tambahnya.
Sebelumnya pada Jumat, Kementerian Pertahanan Inggris menyebut Kremlin semakin putus asa setelah kehilangan puluhan ribu tentara. Kepala badan intelijen asing Inggris, MI6, Richard Moore, menulis cuitan di Twitter bahwa Rusia kehabisan tenaga. (Tribunnews/TRIBUN JATENG CETAK)
