Berita Semarang
Kisah Haru Mbah Parno Warga Demak, Pengayuh Becak di Kota Lama Semarang, Sering Belum Makan Seharian
"Dari kemarin pagi saya belum makan, maka dari itu saya terus menawarkan jasa becak," tutur Suparno di Kawasan Kota Lama Semarang.
Penulis: budi susanto | Editor: deni setiawan
Pria lanjut usia itu juga menceritakan pengalamannya mengayuh becak di kawasan Kota Lama Semarang, kepada Tribunjateng.com, Selasa (23/8/2022).
"Sekarang tak ada lagi yang mau naik becak."
"Beda saat pertama kali Kota Lama Semarang dibangun," terangnya.
Dilanjutkannya, awal kawasan wisata itu dikembangkannya, dia bisa membawa pulang Rp 75 ribu dalam sehari.
"Sekarang tidak menentu, paling ramai saat akhir pekan, saya bisa dapat Rp 100 ribu sampai Rp 150 ribu, namun hanya akhir pekan," terangnya.
Baca juga: Tengah Malam Truk Gandeng Asal Cikampek Masuk Perkampungan Semarang, Bikin Geger Warga di Pagi Buta
Penghasilan Suparno pun tak lebih dari Rp 200 ribu setiap pekan.
Hasil tersebut harus dipotong untuk menyewa becak Rp 56 ribu setiap pekan.
"Saya tetap bersyukur dengan hasil yang saya dapat," terang Suparno kepada Tribunjateng.com, Selasa (23/8/2022).
Dia juga menceritakan beberapa tahun lalu, pengayuh becak Kota Lama Semarang sempat dilatih untuk melayani wisatawan.
"Tapi tidak ada dukungan dari pemerintah untuk kami."
"Bahkan beberapa petugas sering melarang kami mangkal di kawasan ini," imbuhnya.
Hari pun semakin sore, Suparno berpamitan untuk bergegas pulang meski tidak ada wisatawan yang naik becaknya.
"Ini saya mau pulang ke Demak, numpang truk karena tidak ada pemasukan hari ini," tambahnya. (*)
Baca juga: Proses Pernikahan Putra Tunggal Bupati Karanganyar Digelar di Jambi, Ini Serangkaian Acaranya
Baca juga: Perubahan KUA PPAS Kabupaten Demak 2022 Disetujui
Baca juga: Anggaran Proyek Gedung IBS RSUD Kudus Melonjak Hampir Dua Kali Lipat, Kok Bisa?
Baca juga: Siapa yang Teror Keluarga Susno Duadji karena Terlalu Vokal Bicara Kasus Sambo?