Berita Purbalingga
Pegiat Seni Kie Art Purbalingga Ajak Generasi Muda Napak Tilas Kesenian Jawa Purba
Generasi muda saat ini seakan larut dalam perkembangan jaman dan teknologi.
Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: Catur waskito Edy
Cara tersebut dilakukan sebagai upaya menarik wisatawan domestik dan luar mengenal tradisi dan budaya Jawa Purba.
Gita Thomdean Selaku wakil ketua panitia dan konseptor mengharapkan agar acara seperti itu menjadi satu event tahunan di Purbalingga.
Menurutnya event tersebut dapat menjadi titik awal kebangkitan seni dan budaya Desa Sidareja Purbalingga.
Hal itu terlepas dari keterbatasan bahwa Desa masih masuk dalam zona kuning perekonomian.
Namun demikian dengan adanya event ini sejumlah warung-warung warga menjadi laris karena banyaknya pengunjung.
"90 persen jualan mereka habis
Kurang lebih ada 21 warung di desa setempat," ungkapnya.
Acara Napak tilas diakhiri dengan Tarian Kolosal Kemenangan Jawa Purba Oleh Gianta Arum.
Pemandangan pedesaan yang elok nan sejuk dan beberapa sudut desa menjadi berbeda dengan kain putih yang menghiasi kanan dan kiri jalan.
Bahkan pohon-pohon juga terbalutkan dengan kain putih.
Warna putih melekat dengan makna kebersihan, kesucian, kepolosan, keluguan, kejujuran, pemaaf, cinta dan terang.
Team artistik pada Malam Kesenian Jawa Purba, Slamet Santosa memaparkan konsep pertunjukkan malam kesenian dibuat diawal dengan sangat dramatis.
Hal ini karena ingin memberikan kesakralan pada penampilan Tari Ujungan.
Tari ujungan punya nilai historis dalam lahirnya Desa Sidareja sehingga permainan lighting dan lantunan lagu 'Amiwiti Pagelaran Kesenian Jawa Purba” oleh para tetua desa pun menjadi sangat sakral.
Selain itu penampilan dihiasi dengan geguritan, tari ebeg tunggal kreasi, tari baladewa dan masih banyak lagi .