Berita Feature
Nasib Perih Suparno Tukang Becak di Kota Lama Semarang, Mengayuh Sambil Menahan Lapar Seharian
Sembari duduk di atas becaknya, Suparno (68) menyaksikan keseruan para wisatawan yang tengah mengabaikan momen di Kawasan Kota Lama Semarang
Penulis: budi susanto | Editor: muslimah
Dua kakinya mengayuh pedal becak secara perlahan.
Ia pun memutari Kawasan Kota Lama Semarang.
Suparno pun memutuskan berhenti di Jalan Kepodang untuk mengadu keberuntungan.
Ia kembali menunggu wisatawan yang hendak ia tawari jasa berkeliling Kota Lama Semarang.
Di sela penantian, Suparno didatangi sejumlah anak muda yang sedang berkunjung ke Kota Lama Semarang.

Melihat kondisi fisik Suparno, para pemuda tersebut menanyakan apakah Suparno sudah makan siang.
Jawaban mengejutkan pun dilontarkan Suparno, saat menjawab pertanyaan anak-anak muda tersebut.
"Dari kemarin pagi saya belum makan mas, maka dari itu saya terus menawarkan jasa becak," tuturnya.
Jawaban itu serontak membuat anak-anak muda itu tergerak.
Mereka langsung pergi untuk mencarikan Suparno makanan.
Usai melahap makanan yang dibawakan anak-anak muda itu, Suparno mengucap syukur.
"Alhamdulillah, masih banyak orang baik. Terimakasih banyak mas," terang Suparno diiringi perginya anak-anak muda tersebut.
Pria lanjut usia itu juga menceritakan pengalamannya mengayuh becak di kawasan Kota Lama Semarang, kepada Tribun Jateng.
"Sekarang tak ada lagi yang mau naik becak, beda saat pertama kali Kota Lama Semarang dibangun," terangnya.
Dilanjutkannya, awal kawasan wisata itu dikembangkannya ia bisa membawa pulang Rp 75 ribu dalam sehari.