Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Feature

Ada Cerita di balik Tato di Tubuh Para Narapidana, Mbah Jo: Jadi Simbol dan Identitas 

Ia menceritakan terpaksa menyayat kulit  menggunakan silet untuk menghilangkan tato tersebut

Penulis: budi susanto | Editor: muslimah
Dok tapoke.tatto
Pembuatan tato dengan cara hand poke atau satu jarum manual, karya dari seniman tato di Kota Semarang. 

Pria berperawakan kekar itu, juga menceritakan proses pembuatan tato NS yang ia dapat.

Jarum yang diikat benang untuk pembatas saat jarum masuk ke kulit.

Tinta bolpoin juga digunakan untuk menggambar tato tersebut.

"Jadi jarum tersebut dicelup ke tinta dan ditusukkan ke kulit, prosesnya seperti itu," terangnya.

Mbah Jo tak lama menghirup udara bebas dan hidup di tengah masyarakat.

Kasus kekerasan hingga pencurian kembali membawanya ke ranah hukum.

Hal itu lantaran kelamnya kehidupan jalanan yang ia jalani.

Ia pun kembali mendekam di Lapas yang ada di Jabar pada 1982 an.

Di sana ia juga mendapat kenang-kenangan tato kalajengking di lengan kirinya.

"Kalau orang dulu nyebutnya ketonggeng. Ada beberapa orang yang digambar kalajengking setelah keluar," terang pria kelahiran 1956 itu.

Setelah menjalani hukuman, Mbah Jo pun dinyatakan bebas pada Desember 1984.

Namun, dua tato yang terpahat di tubuhnya itu seolah menjadi bencana.

Pasalnya pemerintah gencar melancarkan pembrantasan premanisme.

Pemberantasan tindak premanisme itu sering disebut dengan operasi clurit.

Tak hanya itu, isu Penembakan Misterius (Petrus) juga beredar di tengah masyarakat.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved