Berita Nasional
Nilai Tukar Rupiah Diprediksi Bisa Tembus Rp 15.200 Per Dollar AS, Ini Penyebabnya
Bank Indonesia (BI) mencermati berbagai faktor yang dapat menyebabkan nilai tukar rupiah melemah.
TRIBUJATENG.COM, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mencermati berbagai faktor yang dapat menyebabkan nilai tukar rupiah melemah.
Gubernur BI, Perry Warjiyo menyatakan, nilai tukar rupiah tahun ini diperkirakan berada di kisaran Rp 14.500-14.900 per dollar AS dan bisa menjadi lebih terdepresiasi pada 2023 mencapai Rp 14.800-15.200 per dollar AS.
Menurut dia, saat ini berbagai negara maju sudah memasuki masa suku bunga tinggi lantaran tingkat inflasi akibat kenaikan harga energi dan pangan melonjak tajam.
Misalnya pada bank sentral AS, The Fed, telah menaikkan suku bunga acuannya sebanyak 4 kali selama 2022 sebanyak 225 basis poins menjadi di level 2,25-2,50 persen.
Bahkan BI memperkirakan The Fed akan menaikkan kembali suku bunganya di September mendatang sebanyak 50-75 basis poin.
Suku bunga acuan yang tinggi itu bisa berdampak pada kenaikan imbal hasil US Treasury sehingga berisiko modal asing keluar (capital ouflow) dari negara-negara berkembang seperti Indonesia. "Persepsi risiko yang sangat tinggi sehingga capital outflow risikonya masih tinggi," ujarnya saat rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI, Rabu (31/8).
Selain itu, masih ada ketidakpastian pada ekonomi global yang mempersulit BI memperkirakan kondisi ekonomi termasuk nilai tukar rupiah ke depannya.
Dia menjelaskan, ketidakpastian ini terjadi akibat pandemi Covid-19 yang masih terjadi, gangguan rantai pasok global, perang Ukraina-Rusia, dan ketidakpuasan sosial di negara-negara maju.
"Ini perkembangan-perkembangan sangat dinamis dan ketidapastian itu mempersulit kita untuk memperkirakan ke depan," lanjut Perry.
Kendati demikian, dia melanjutkan, BI akan meakukan berbagai upaya mendukung stabilitas nilai tukar rupiah, yaitu mengintervensi pasar spot, Domestic Non Deliverable Forward (DNDF), dan operasi stabilitas rupiah lainnya.
Kemudian, terdapat juga berbagai indikator ekonomi nasional yang mendukung stabilitas nilai tukar rupiah ke depannya.
"Kami perkirakan ada faktor-faktor positif yang menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, berkaitan dengan kondisi neraca pembayaran yang cukup baik, demikian juga persepsi positif global kepada Indonesia yang baik," terangnya.
Menguat
Di sisi lain, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS menguat pada sesi perdagangan Rabu kemarin. Mengacu kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), nilai tukar rupiah berada pada level Rp 14.853 per dollar AS pada Rabu, menguat dibanding posisi Selasa (30/8) sebesar Rp 14.875 per dollar AS.
Sementara di pasar spot nilai tukar rupiah ditutup tidak bergerak dari posisi sehari sebelumnya. Sejak pembukaan perdagangan, nilai tukar rupiah di pasar spot terpantau bergerak variatif.