Berita Blora
Aksi Tanam Kelor, Upaya Mahasiswa STAIM dan CDK Dukung Ketercapaian Blora Zero Stunting
Mahasiswa STAI Muhammadiyah Blora sosialisasi pemanfaatan tanaman kelor.
Penulis: ahmad mustakim | Editor: sujarwo
TRIBUNMURIA.COM, BLORA – Mahasiswa STAI Muhammadiyah Blora bekerja sama dengan Cabang Dinas Kehutanan (CDK) Wilayah 1 Blora melaksanakan sosialisasi pemanfaatan tanaman kelor dilanjut penanaman bibit kelor.
Hal tersebut merupakan upaya zero stunting di Kabupaten Blora.
Seperti upaya pencegahan stunting di Dukuh Pulo, Desa Mojowetan Kecamatan Banjarejo Blora pada Jumat 9 September 2022.
Diikuti Tim Penyuluh Kehutanan wilayah Banjarejo, Perangkat Desa Mojowetan, Ketua RT dan warga sekitar Dukuh Pulo.
Diawali dengan forum sosialisasi dimana Ketua KKN Kelompok 04 STAI Muhammadiyah Blora.
Kegiatan ini merupakan salah satu program multidisplin sebagai bentuk kepedulian mahasiswa terhadap kasus stunting di Kabupaten Blora.
Setidaknya tim KKN STAI Muhammadiyah Blora menyerahkan 50 bibit kelor kepada warga Dukuh Pulo untuk ditanam di pekarangan rumah.
Ketua KKN Kelompok 04 STAI Muhammadiyah Blora, Mohamad Saifula Yusuf menjelaskan kegiatan ini bertujuan memberikan edukasi kepada warga untuk memenuhi nutrisi gizi sejak dalam kandungan.
“Data Pemkab Blora, Desa Mojowetan merupakan salah satu desa stunting. Maka, kami Mahasiswa STAIM berinisiatif untuk memberikan edukasi kepada masyarakat akan manfaat kelor untuk pencegahan stunting,” ungkapnya.
Yusuf berharap usai kegiatan ini, mampu menyiapkan generasi dari usia dini bahkan dari ibu-ibu diharapkan juga terus meningkatkan kreativitas dalam pengolahan daun kelor.
"Kita juga berharap dengan upaya-upaya kecil ini bisa mewujudkan pemerintah Blora menuju Blora Zero Stunting," harapnya.
Rahma Elsanti, salah satu peserta KKN berharap masyarakat dapat mengembangkan potensi tanaman kelor.

Baik sebagai sumber olahan pangan yang kaya nutrisi maupun sebagai salah satu bentuk penghasilan untuk masyarakat di Desa Mojowetan.
"Kami berharap pohon kelor ini nantinya dapat dirawat dan dimanfaatkan secara maksimal oleh masyarakat Desa," harapnya.
Tim Penyuluh Kehutanan wilayah Banjarejo, Jati Wiyono mengatakan penanaman ini dilatarbelakangi kurangnya informasi dan kesadaran masyarakat terkait manfaat tanaman kelor.