Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Tegal

Curhatan Pedagang Pasar Pagi Kota Tegal: Makin Sepi Pembeli, Imbas Kenaikan Harga BBM

Kepala Pasar Pagi Kota Tegal, Maskuri mengatakan, daya beli masyarakat untuk kebutuhan pokok masih dinilai wajar, belum ada penurunan. 

TRIBUN JATENG/FAJAR BAHRUDDIN ACHMAD
Seorang pedagang telur di Pasar Pagi Kota Tegal sedang menata dagangannya, Senin (12/9/2022). 

TRIBUNJATENG.COM, TEGAL - Kenaikan harga BBM rupanya tidak hanya berpengaruh terhadap kenaikan harga jual barang. 

Tetapi juga berdampak besar terhadap daya beli masyarakat. 

Seperti yang terjadi di Pasar Pagi Kota Tegal. 

Baca juga: Slank dan Gigi Bakal Konser di Kota Tegal, Catat Waktunya

Baca juga: Gandeng Pemilik Kapal , Fisher Center Tegal Beri Edukasi Awak Kapal Perikanan soal Hak-hak Pekerja

Seorang pedagang telur, Jos (50) mengatakan, kenaikan harga telur imbas dari kenaikan harga BBM belum begitu terlihat.

Kenaikan masih di angka sekira Rp 500. 

Justru kategorinya harga saat ini sedang turun, hanya Rp 25.500 per kilogram. 

Sebab harga sebelumnya bisa mencapai Rp 27 ribu- Rp 28 ribu per kilogram. 

"Harga naik turun dikit."

"Itu juga tergantung permintaan, kalau permintaan banyak ya harga naik," kata Jos kepada Tribunjateng.com, Senin (12/9/2022).

Jos mengatakan, kenaikan harga BBM justru sangat berpengaruh terhadap daya beli masyarakat. 

Secara kasat mata pasar saja terlihat lebih sepi.

Baca juga: 923 Mahasiswa Baru Poltek Harber Tegal Ikuti Masa Pengenalan Kampus

Baca juga: Masih Dalam Tahap Rehab, Tiga Ruang Kelas di SDN Pedeslohor 02 Tegal Ambruk, Ini Dugaan Penyebabnya

Dia mengatakan, penjualan telurnya saja anjlok.

Dari biasanya sehari bisa menjual telur sebanyak 30 peti atau sekira 450 kilogram.

Tetapi sekarang hanya 20 peti atau 300 kilogram. 

"Daya beli berkurang."

"Biasanya habis sekira 30 peti, sekarang paling 20 peti," ujarnya. 

Kepala Pasar Pagi Kota Tegal, Maskuri mengatakan, daya beli masyarakat untuk kebutuhan pokok masih dinilai wajar, belum ada penurunan. 

Ada penurunan daya beli tetapi untuk kebutuhan sandang, seperti pakain dan perabotan rumah tangga.

"Daya beli wajar, biasa, tidak menurun."

"Yang berkurang untuk Blok B, pakaian -pakaian," katanya singkat. (*)

Baca juga: Misteri Hilangnya Pegawai Bapenda dan Dugaan Korupsi Aset Pemkot Semarang, BPKAD: Belum Jelas

Baca juga: Duh Gusti Dua Sejoli Pencuri Motor di Semarang Akhirnya Tertangkap, Inilah Sosoknya

Baca juga: KISAH NYATA : Mantan TKW yang Disiksa Majikan, Kini Jadi Kaya Raya Dinikahi Bule, Mertua Kelas Atas

Baca juga: Siapa Kombes Anton Setiawan yang Disebut-sebut dalam Kasus AKBP Dalizon, Ini Tanggapan Kabateskrim

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved