Berita Kabupaten Tegal
Masih Dalam Tahap Rehab, Tiga Ruang Kelas di SDN Pedeslohor 02 Tegal Ambruk, Ini Dugaan Penyebabnya
Tiga ruang kelas dari total enam ruang di SDN Pedeslohor 02, Kecamatan Adiwerna, Kabupaten Tegal yang masih dalam tahap perbaikan ambruk
Penulis: Desta Leila Kartika | Editor: muslimah
TRIBUNJATENG.COM, SLAWI - Tiga ruang kelas dari total enam ruang di SDN Pedeslohor 02, Kecamatan Adiwerna, Kabupaten Tegal yang masih dalam tahap perbaikan ambruk pada Minggu (11/9/2022), sekitar pukul 12.30 WIB.
Bagian atap yang sedang dalam tahap pemasangan genteng ambruk kebawah, bahkan tembok bagian samping dan belakang sebagai penyangga juga ambruk.
Saat Tribunjateng.com memantau langsung ke lokasi pada Senin (12/9/2022) pagi, kondisi ruang kelas yang ambruk masih berantakan, asbes, genteng, kayu, dan material lainnya berserakan dibawah.

Genteng yang sebagian sudah terpasang beserta kerangkanya pun rusak dan pecah.
Proses pengerjaan berhenti sementara karena melihat kondisi bangunan yang riskan atau bisa terjadi ambruk susulan.
Ditemui di lokasi, Kepala Sekolah SDN Pedeslohor 02, Suyadi, mengungkapkan pada saat kejadian bangunan ruang kelas ambruk kondisi di dalam tidak ada orang, karena pekerja sedang istirahat di halaman depan.
Baca juga: Hujan Deras Berjam-jam, Rumah Warga Wanareja Rusak Berat Tertimpa Longsoran Turap
Baca juga: Kronologi Anang Ketua DPRD Lumajang Mengundurkan Diri Seusai Video Tak Hapal Pancasila Viral
Saat hendak kembali bekerja inilah, tiba-tiba terdengar suara seperti retakan dan kemudian ruang kelas ambruk.
"Saat pertama kali dapat kabar dan saya langsung ke lokasi, pertama kali yang saya tanyakan adalah ada korban jiwa atau tidak.
Alhamdulillah tidak ada, ya setelah itu saya langsung mengecek satu per satu. Kalau menurut saya karena bangunan kelas ini tidak kuat menahan beban dari genteng akhirnya ambruk," ungkap Suyadi, pada Tribunjateng.com, Senin (12/9/2022).
Adapun selama proses perbaikan ruang kelas, para siswa memang tidak belajar di area sekolah, melainkan terbagi di dua lokasi yaitu Madrasah dan rumah penduduk.
Sedangkan untuk para guru dan staf lainnya, sementara waktu menggunakan rumah kosong yang ada di sekitar SD.
Sehingga proses belajar mengajar masih terus berlanjut, tapi tidak di sekolah melainkan di dua area yang sudah disebutkan.
Untuk jumlah siswa di SDN Pedeslohor 02, dikatakan Suyadi sebanyak 126 siswa.
"Proses rehabilitasi ruang kelas sudah dimulai sejak 19 Juli 2022 dan sesuai deadline terakhir itu sampai 16 Oktober 2022. Sedangkan ruang kelas yang ambruk ini rencananya misal sudah jadi akan digunakan untuk siswa kelas 4, 5, dan 6, tapi malah terjadi musibah seperti ini," ujarnya.
Suyadi mengatakan, bangunan kelas yang ambruk proses pengerjaannya tidak sama dengan tiga kelas lainnya.
Hal inilah yang ia nilai sebagai pemicu kenapa pada akhirnya ambruk.
Menurut Suyadi, tiga ruang kelas yang lain urutan pengerjaan menguatkan struktur di bawahnya terlebih dahulu, kemudian dicor, dan baru dipasang bagian atap kerangka dan baru genteng naik.
Sedangkan di bangunan ruang kelas yang ambruk, genteng naik dahulu bagian bawahnya baru akan dicor.
Padahal struktur bangunan sudah tua, sehingga tidak kuat menopang beban dan terjadilah ambruk.
Terlebih genteng yang digunakan jenisnya lebih berat yaitu genteng morando dari yang sebelumnya memakai asbes, sehingga beban semakin berat.
Sementara bangunan SDN Pedeslohor 02 ini sudah ada sejak tahun 1979, dan mulai dipakai untuk belajar mengajar pada tahun 1980.
Sejak dahulu, bangunan SD sudah pernah diperbaiki tapi hanya menambah ketinggian saja. Sedangkan struktur bangunannya sendiri belum pernah ada perbaikan.

"Harapan orangtua siswa dan saya sebagai kepala sekolah, guru, ya secepatnya ingin pindah ke sekolah memulai pembelajaran seperti biasa, tapi ternyata ada musibah seperti ini. Harapan kami, meminta ada kejelasan kelanjutannya seperti apa baik dari pihak dinas terkait maupun Pemkab Tegal," harap Suyadi.
Masih di lokasi yang sama, Direktur CV Wanatirta sebagai pihak penyedia, Susanto, menyebut jika ambruknya tiga bangunan ruang kelas ini karena kurangnya perhitungan antara konstruksi bangunan lama dengan pemasangan genteng jenis morando.
Menurut Susanto, sejak perencanaan awal tidak diperhitungkan mulai struktur usia bangunan, kemudian perubahan yang sebelumnya asbes diganti genteng morando.
Mampu atau tidaknya bangunan menahan beban genteng morando yang sampai 5-6 ton, inilah yang tidak diperhitungkan sejak awal.
"Kalau kerugian baik dinas maupun negara belum ada kerugian, malah kami yang mengalami kerugian. Soal ruginya berapa ya masih kami rekap, tapi kisarannya sampai ratusan juta," jelas Susanto.
Terpisah, Kabid Pembinaan Sekolah Dasar (SD) Dikbud Kabupaten Tegal, Satiyo, menambahkan pihaknya sudah mengumpulkan dan menggelar rapat dihadiri penyadia bangunan, pelaksana, pengawas, tim teknis, Dinas Dikbud, membahas mengenai solusi selanjutnya pasca ambruknya tiga ruang kelas ini.
Rapat yang berlangsung sekitar satu jam lebih ini, membuahkan hasil bahwa penyebab ruang kelas ambruk karena bangunan rapuh sehingga perlu penghitungan ulang.
Dari pihak penyedia, memastikan siap dan masih mampu untuk meneruskan pekerjaan sampai selesai.
"Selanjutnya akan dilakukan redesain atau penghitungan ulang. Kemudian mulai lagi pengerjaan lanjutan berdasar redesain nanti seperti apa. Sementara pengerjaan bangunan yang saat ini dihentikan. Nah kegiatan hanya pembersihan lokasi yang roboh supaya tidak membahayakan. Kami beri waktu tiga hari, sedangkan redesain kami beri waktu seminggu, setelah itu baru mulai pengerjaan," papar Satiyo.
Satiyo menambahkan, proses rehabilitasi yang sudah selesai baru sekitar 44 persen, belum ada proses pembayaran, dan masih ditanggung oleh pihak CV penyedia.
Untuk jumlah anggaran meskipun ada perubahan desain (redesain), dikatakan Satiyo tidak ada penambahan yaitu tetap sebanyak Rp 501 sekian juta.
Mungkin nantinya ada yang dikurangi, atau dipindahkan ke pengerjaan yang lain, intinya menyesuaikan dengan total anggaran yang ada.
"Dari pihak penyedia meminta waktu seminggu untuk perubahan desain tiga ruang kelas yang ambruk. Tapi ya pastinya nanti tetap ada yang disesuaikan, seperti material mana saja yang harus diganti, diubah, dan lain sebagainya. Perlu saya sampaikan, dari penyedia sanggup menyelesaikan sesuai anggaran," tutup Satiyo. (dta)