Berita Semarang
Curhat Sopir Ambulans Gratis Semarang Imbas Harga BBM Terkini: Naiknya Rp 2 Ribu Tapi Efeknya Berat
"Misal harus ambil pasien di Surakarta ke RSUP dr Kariadi Semarang, tentu tidak mungkin, maka kami lempar kawan di sana."
Penulis: iwan Arifianto | Editor: deni setiawan
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Kenaikan harga BBM berdampak pula ke para relawan sopir mobil ambulans di Kota Semarang.
Biaya operasional mereka membengkak imbas kenaikan harga BBM.
"Naiknya memang Rp 2 ribu, tetapi efeknya cukup berat," tutur Ketua Badan Pengurus LazisMU Kota Semarang, Marheni kepada Tribunjateng.com, Rabu (14/9/2022).
Baca juga: Anjing Kesayangan Ikut Cari Potongan Tubuh Korban, Mayat di Marina Semarang Dipastikan Iwan Budi
Menurutnya, Muhammadiyah Kota Semarang memiliki empat ambulans yang terbagi di kantor Layanan LazisMU, Kantor Layanan Pedurungan, RS Roemani, dan Gunungpati Semarang.
Permintaan terhadap ambulans rata-rata tiga pelayanan dalam sehari.
"Harga BBM naik tapi kami tetap gratis, hanya operasional memang naik," katanya.
Kendati demikian, dia menyebut, biaya operasional ambulans aman sampai akhir tahun.
Dengan catatan, harga BBM jangan sampai dinaikan lagi.
Sebaliknya, pihaknya berharap harga BBM diturunkan.
"Iya, dalam kota gratis sebaliknya luar kota biasanya keluarga tepa salira."
"Prinsipnya gratis, kami dilarang meminta, kalau memberi infaq kami terima," terangnya.
Baca juga: Harga Cabai Kembali Merangkak Naik di Kabupaten Semarang, Karena Hasil Panen Menurun?
Baca juga: Hasil Tes DNA, Polisi Pastikan Mayat Hangus Terbakar Adalah Iwan Budi Pegawai Bapenda Kota Semarang
Terpisah, Koordinator Ambulans NU Jateng, Solikhin menjelaskan, pihaknya berkeberatan terkait naiknya harga BBM.
Sebab, kenaikan harga BBM tidak diiringi naiknya budget dari lembaganya.
Maka, pihaknya harus pandai-pandai menghitung jarak ketika hendak mengantar pasien.
"Pelayanan masyarakat okelah, tapi teman-teman harus berjuang."
"Kami harus putar otak biar tetap memberikan pelayanan," terangnya kepada Tribunjateng.com, Rabu (14/9/2022).
Kondisi itu disikapi para sopir dengan meningkatkan komunikasi antar sopir ambulans di Jawa Tengah.
Mereka saling berbagi informasi supaya menekan biaya operasional antar kota.
"Misal harus ambil pasien di Surakarta ke RSUP dr Kariadi Semarang, tentu tidak mungkin, maka kami lempar kawan di sana."
"Begitupun di Pekalongan, Batang, maupun sekitarnya."
"Kalau tidak begitu ya berat," paparnya.
Baca juga: Konsumen Pertamax di Kabupaten Semarang Turun 30 Persen Usai Penyesuaian Harga BBM
Pelayanan ambulans NU di Kota Semarang dilakukan secara gratis.
Tapi ketika ke luar kota biasanya ada pengertian dari keluarga pasien.
"Memang ada yang memberi infaq tapi kami lihat-lihat dulu kalau keluarga tidak mampu kami tolak," ungkapnya.
Dia menjelaskan, dalam sehari setiap satu pelayan diberi budget Rp 50 ribu.
Setiap hari mampu melayani dua sampai tiga pelayanan.
"Kami ada tiga ambulans yakni di Kecamatan Semarang Utara dan Mijen."
"Itu yang melayani untuk wilayah dalam kota Semarang."
"Memang pontang-panting berbeda dengan daerah lain seperti Kabupaten Kendal yang memiliki 30 ambulans," bebernya. (*)
Baca juga: 220 SK PNS Pemkab Batang Diserahkan, Ini Pesan Lani Dwi Rejeki
Baca juga: Pelaku Ternyata Alami Gangguan Kejiwaan, Kasus Anak Bacok Ayah Kandung di Gandrungmanis Cilacap
Baca juga: Ayah Kandung Dianggap Pelit, Anak Aniaya Korban Gunakan Sabit di Cilacap, Korban Tewas Tersungkur
Baca juga: Silakan Kalau Berminat, Bawaslu Kudus Butuh 27 Anggota Panwascam, Berikut Syarat Lengkapnya