Berita Kudus
Polemik Pembangunan Pasar Babalan, Pedagang Tegas Tolak Pembangunan
Para Pedagang Pasar Babalan, Desa Kalirejo, Kecamatan Undaan, Kudus menolak adanya pembangunan pasar Babalan yang dinilai merugikan para pedagang.
Penulis: Rezanda Akbar D | Editor: Catur waskito Edy
TRIBUNJATENG.COM, KUDUS - Para Pedagang Pasar Babalan, Desa Kalirejo, Kecamatan Undaan, Kudus menolak adanya pembangunan pasar Babalan yang dinilai merugikan para pedagang.
Padahal, jika dilihat kelayakan pembangunan Pasar Babalan tersebut masih bagus dan lengkap dengan kantor pasar.
Terlebih, pedagang Pasar Babalan yang berjumlah kurang lebih 700 pedagang yakni sebagian besarnya warga asli Kalirejo yang menggantungkan hidupnya dari berjualanan di pasar tersebut.
Pembangunan pasar berupa penambahan kios, yang terletak pada depan pasar bagian sebelah timur yang menghadap jalan utama.
Hal itu, dinilai merugikan bagi pedagang yang berada di sebelah barat atau bagian belakang.
Terlebih, nasib para pedagang yang sudah puluhan tahun berdagang di pasar tersebut akan menjadi tidak menentu.
Apalagi, saat ini para pedagang sedang berusaha bangkit dari kondisi Pandemi Covid-19 serta bertahan di tengah kenaikan BBM yang tinggi.
Kekhawatiran pedagang bertambah, ketika bangunan tersebut jadi, para pembeli akan dicegati oleh pedagang di bagian timur. Hal itu menyebabkan pemerataan ekonomi pasar tak berjalan sempurna.
Tidak hanya itu, area parkiran yang biasanya digunakan oleh PKL berjualan juga akan menyempit, sehingga para pejuang ekonomi kerakyatan tersebut jadi tak terurus.
Kekhawatiran pedagang Pasar Babalan juga bertambah ketika mendengar desas-desus keperuntukan kios yang tidak jelas.
Mereka takut apabila bagian timur jadi, malah dipakai oleh pedagang dari luar Desa Kalirejo.
Kekawatiran dan kecemasan tersebut disampaikan oleh Sapto, pedagang angkringan di Pasar Babalan.
Pria yang biasanya dikenal ramah oleh para pedagang lain, saat ini hanya bisa bingung dan khawatir mendengar adanya rencana pembangunan pasar tersebut.
"Kalau itu dibangun, kasian pedagang lainnya yang berjualan di barat," ucapnya kepada Tribunjateng.com Kamis (15/9/2022).
Menurutnya, pembangunan pada pasar tersebut dinilai tidak tepat lantaran lahan parkir saat ini saja sudah sempit.
"Untuk parkir saja masih kurang kok dipersempit dipakai bangunan lagi. Kios itu nanti buat siapa ?," tanyanya.
Sapto menambahkan, bahwa sosialisasi terkait pembangunan tersebut malah kebanyakan kepada orang luar Kalirejo.
Pihaknya juga sudah membuat surat tembusan terkait penolakan pembangunan tersebut kepada Kepala Desa, Kecamatan, dan Pemkab Kudus.
Sementara itu, Kepala Desa Kalirejo, Agus Hariyanto saat ditemui di rumahnya ia juga mendukung penuh permintaan warganya.
Agus menyatakan, ketika warga desa dan pedagang tak setuju, sebaiknya pembangunan tidak dijalankan.
"Dari kami desa, membangun dan membangun harus ada solusi. Ini suratnya saya baru dapat, besok akan rembugan ke desa, aspirasi dari warga dan pedagang akan kami teruskan," paparnya.
Selama ini, pihak desa tidak dilibatkan dalam komunikasi terkait setplay pembangunan pasar tersebut.
"Kalau yang dibangun depan itu kami dari desa intinya tidak setuju. Itu malah kalau dibangun ditambah los kalau dibuat sentral kuliner Kalirejo itu malah saya setuju, tempatnya ditata biar ikut laku," katanya.
"Keinginan saya ya, kalau pasar itu diberikan ke desa malah saya setuju. Biar desa yang kelola melalui BUMDes," sambungnya.
Ketika nantinya pasar tersebut diberikan ke Desa, Warga Desa Kalirejo bisa ikut berpartisipasi dalam pembangunan pasar tersebut. (Rad)
Baca juga: Eko Sopir Truk Jombang Ditemukan Tewas di Kabin Parkiran Terboyo Semarang
Baca juga: Pemkab Jepara Harap CFD di Jalan Kartini dan Mangunsarkoro Bisa Bersinergi Angkat UMKM
Baca juga: Pemkab Jepara Harap Penyuluh Pertanian Bisa Turut Andil Tuntaskan Kemiskinan
Baca juga: Elliya: Masyarakat Kabupaten Tegal Harus Tanggap Bencana