Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Wonosobo

Kemendikbudristek Gelar BBM di Wonosobo, Hadirkan Rianto dan Dua Maestro Tari Lengger Putri

Kemendikbudristek menggelar Belajar Besama Maestro (BBM) Tari Lengger di Wonosobo.

Penulis: yayan isro roziki | Editor: sujarwo
Dok. Direktorat PT dan LK Kemendikbudristek
Pemeran utama Film Kucubu Tubuh Indahku, yang juga merupakan pakar Tari Lengger, Riyanto, menari di depan peserta BBM Kemendikbudristek di Wonosobo tentang Tari Lengger, Kamis (22/9/2022). 

TRIBUNJATENG.COM, WONOSOBO - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Direktorat Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan (PT dan LK) menggelar Belajar Besama Maestro (BBM) Tari Lengger di Wonosobo, selama satu minggu ke depan.

Belajar Bersama Maestro digelar mulai Kamis-Rabu (22-28/9/2022), dengan menghadirkan dua orang maestro dan satu narasumber tentang Tari Lengger.

Dua orang maestro Tari Lengger, yang dihadirkan yaitu Sukarsih dan Sri Winarti. Sementara, satu orang narasumbernya adalah Rianto.

Peserta BBM Direktorat Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan pada Kemendikbudristek adalah para seniman muda Tari Lengger di Wonosobo dan sekitar.

Direktur Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan Kemendikbudristek, Judi Wahjudin, menyampaikan, BBM adalah program pembelajaran di mana sejumlah pegiat seni budaya muda akan belajar dan bertukar pengetahuan bersama tokoh seni budaya.

“Maestro yang dihadirkan, tentu tokoh yang memiliki pengetahuan, pengalaman, wawasan, dan keterampilan yang mendalam,” kata Judi Wahjudin, dalam keterangannya, Kamis (22/9/2022).

Program ini, lanjut Judi, diharapkan menjadi simpul utama dalam penyebaran, pertukaran nilai dan pengetahuan serta ajang pembelajaran bagi sumber daya manusia kebudayaan. “Sehingga kelak mereka akan menjadi pelopor dalam upaya pemajuan kebudayaan”.

Judi lebih lanjut menjelaskan bahwa penyelenggaraan ajang BBM kali ini dihelat dengan mengangkat Objek Pemajuan Kebudayaan (OPK) Tari Lengger, dilaksanakan secara luring pada tanggal 22-28 September 2022 bertempat di Jalan Lurah Sudarto, Limbangan, Mudal, Kecamatan Mojotengah, Kabupaten Wonosobo.

“Sebelum pelaksanaan luring, dilaksanakan webinar BBM Wonosobo dengan mengangkat tema ‘Lengger dari Masa ke Masa’, pada tanggal 15 September 2022,” ucapnya.

Dua maestro dan satu narasumber

Para seniman lengger muda di ajang BBM kali ini akan belajar dari dua orang maestro tari Lengger, yaitu Sukarsih dan Sri Winarti serta seorang narasumber, yaitu Rianto.

Sukarsih adalah penari lengger putri generasi awal. Ia memulai karir menari pada tahun 1977 bersama dengan beberapa penari generasi awal lain, seperti Sri Ningsih, Sulasih, dan Narsih.

Sedangkan, Sri Winarti adalah penari lengger generasi kedua yang memulai karir kepenariannya sejak usia 8 tahun. Ia dibimbing langsung oleh generasi pertama dan belajar Lengger Punjen dari Sukarsih.

Dan narasumber lain dari BBM ini, sambung Judi, juga tak kalah jauh kehebatan kiprahnya dari kedua orang maestro senior tersebut.

“Siapa yang tak kenal Rianto? Penari Lengger Lanang fenomenal yang sudah membawakan tariannya di puluhan negara.”

“Bahkan kisah hidupnya jadi ilham dan diangkat oleh Garin Nugroho dalam film Kucumbu Tubuh Indahku yang secara gemilang berhasil meraih delapan piala Citra di Festival Film Indonesia tahun 2019,” beber Judi.

Tayangnya film Kucumbu Tumbuh Indahku membuat Lengger menjadi akrab di telinga masyarakat Indonesia.

Rianto menjelaskan, Lengger ialah istilah yang dipakai untuk menyebutkan sebuah seni pertunjukan rakyat.

Arti dari Lengger itu sendiri bervariasi tergantung masyarakat setempat yang merupakan pendukung dari kesenian tersebut, tetapi tetap berangkat dari pola yang sama, yaitu Jarwo Dhosok (gabungan kata yang mempunyai arti).

Pendapat yang populer di masyarakat mengartikan bahwa Lengger berasal dari dua kata yakni “Leng” yang berarti lubang sebagai simbol feminimitas dan kata “ngger” yang merujuk pada jengger ayam jantan (jago) sebagai lambang maskulinitas.

Di Wonosobo, Lengger dikenal dengan nama Tari Topeng. Hal tersebut karena perpaduan antara kesenian Lengger dan Tari Topeng.

Munculnya Tari Topeng Lengger di Wonosobo tak lepas dari hilangnya Lengger Lanang, sehingga diteruskan dengan lahirnya kreasi Lengger Putri yang digagas oleh Sukarsih serta seniman lainnya sebagai penari generasi awal dan diteruskan hingga Sri Winarti sebagai penari generasi kedua.

Di Banyumas, Lengger lebih dikenal dengan sebutan Lengger Lanang karena ditarikan oleh laki-laki yang berdandan seperti perempuan.

Masyarakat Banyumas mempercayai kesenian Lengger mengandung nilai kesuburuan, sebagaimana juga diungkapkan oleh Rianto.

“Lengger merupakan figur ekspresi estetis kebudayaan Banyumas. Tradisi Lengger telah berlangsung selama ratusan tahun dan lahir dari rahim kaum tani Banyumas, Jawa Tengah yang konon mengkreasikan Lengger sebagai bagian ritus kesuburan (agriculture ceremonies),” demikian Rianto menjelaskan.

Pelaksanaan BBM di Wonosobo kali ini mencoba membawa pemateri dari Tari Topeng Lengger dan juga Lengger Lanang untuk memperkaya dan memperdalam pengetahuan dan kemampuan menari para peserta terhadap kesenian Lengger.

Selama tujuh hari, para peserta akan digodok dengan beragam materi seputar Lengger sehingga nantinya diharapkan bisa lahir maestro-maestro Lengger berikutnya. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved