Pilkada 2024
Tiga Kader PDIP Calon Gubernur DKI Jakarta, Termasuk Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi
PDIP disebut memiliki perbedaan tata cara dalam memilih calon Gubernur dan calon Presiden (Capres) maupun calon Wakil Presiden (Cawapres).
TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Tiga kader PDI Perjuangan (PDIP) diusulkan masuk ke dalam bursa pencalonan Gubernur DKI Jakarta.
Ketiga kader yang dimaksud itu diyakini merupakan sosok yang sangat berpengalaman dan siap tempur selama menjabat menjadi kepala daerah.
Lalu siapakah tiga sosok kader yang dimaksud itu?
Baca juga: Kepala Daerah Kader PDIP Dilarang Ikut Dansa Politik, Apa Maksud Megawati Soekarnoputri?
Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto mengungkapkan, sejumlah kader digadang bakal dicalonkan sebagai Gubernur DKI Jakarta pada Pilkada 2024.
Ada tiga nama yang muncul.
Mereka adalah Menteri Sosial yang pernah menjabat sebagai Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (Risma), Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi (Hendi), serta Menteri PANRB yang merupakan mantan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas.
"Ya kemarin ada yang mengusulkan Bu Risma, ada yang mengusulkan Pak Hendi, ada yang mengusulkan Pak Anas."
"Ini kan kepala daerah yang muncul dari bawah," kata Hasto seperti dilansir dari Kompas.com, Kamis (22/9/2022).
Hasto mengatakan, mereka telah dilatih dan digembleng oleh partai untuk menjadi kepala daerah yang bagus.
Salah satu proses penggemblengannya, dilakukan di Sekolah PDIP Jalan Lenteng Agung Jakarta Selatan.
Baca juga: Hendrar Prihadi Hendak Diboyong ke Jakarta, Diusung PDIP Jadi Calon Gubernur DKI?
Baca juga: PDIP Rayu Walikota Semarang Hendi Maju di Pilkada DKI Jakarta 2024
Dia kemudian menyinggung acara yang digelar DPP PDIP pada di sekolah tersebut.
Dalam acara ini, para kepala daerah yang merupakan kader PDIP dikumpulkan oleh Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Dalam acara tersebut, Megawati mengingatkan skala prioritas yang harus dikerjakan para kepala daerah.
"Kepala-kepala daerah berkumpul diingatkan skala prioritas yang utama dan hanya PDIP yang bisa mengumpulkan kepala daerah yang bisa jadi kader partai seperti ini," ujarnya.
"Bukan bermaksud sombong, tapi inilah kepercayaan rakyat yang harus digunakan sebaik-baiknya," sambung dia.
Lebih lanjut, Hasto mengungkapkan, PDIP memiliki perbedaan tata cara dalam memilih calon Gubernur dan calon Presiden (Capres) maupun calon Wakil Presiden (Cawapres).
Terkait pencapresan, calonnya akan ditentukan oleh Megawati Soekarnoputri.
Baca juga: Respon Ganjar Pranowo saat Ditanya Kenapa Tak Hadir di Acara PDIP yang Dihadiri Puan di Semarang
Sedangkan terkait calon Ggubernur, hal itu akan ditentukan rakyat.
"(Kalau) Gubernur DKI Jakarta, yang tentuin rakyat, karena harus dipilih rakyat," terangnya.
Sementara itu, Tri Rismaharini tak mau menanggapi lebih jauh terkait namanya yang muncul dalam bursa Calon Gubernur DKI Jakarta dari PDIP.
"Aku ndak nanggap."
"Aku ndak pernah tertarik sama jabatan," jawab Risma.
Dia mengatakan, dirinya sudah berulang kali diperintahkan partai mendaftar untuk mengisi jabatan kepala daerah.
Namun, dia kerap mengacuhkannya.
"Sering kali begitu, 2 kali saya Wali Kota, coba tanya Pak Hasto, pertama saya suruh daftar saya enggak mau."
"Kedua juga saya enggak daftar," cerita Tri Rismaharini. (*)
Artikel ini telah tayang sebelumnya di Kompas.com berjudul Risma, Hendrar Prihadi, dan Azwar Anas Diusulkan Jadi Cagub DKI Jakarta dari PDI-P
Baca juga: RJD Sudah Dikembalikan ke Orangtuanya, Siswa Penganiaya Guru di SMAN 9 Kupang, Berstatus Tersangka
Baca juga: Azrul Ananda Tak Jadi Mengundurkan Diri? Suratnya Ditolak Pemegang Saham Persebaya Surabaya
Baca juga: Cerita Lain Kasus Pembunuhan Iwan Budi PNS Semarang, Istri Dua Kali Cari Korban di Makam Saat Hilang
Baca juga: Kata Iriana Jokowi Kepada Bupati Sragen; Saya Mau Mantu Loh, Hadir Ya