Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Kesehatan

Penjelasan Logis Soal Ketindihan, Bukan Karena Gangguan Mahluk Halus

Berikut ini adalah penjelasan logis tentang fenomena ketindihan, yang biasa dialami saat tertidur.

Editor: rival al manaf
(shutterstock)
lustrasi ketindihan atau sleep paralysis. 

TRIBUNJATENG.COM - Berikut ini adalah penjelasan logis tentang fenomena ketindihan, yang biasa dialami saat tertidur.

Ternyata ketindihan bisa dijelaskan secara logis dan bukan merupakan gangguan mahluk halus.

Pada seseorang yang ketindihan ketika tidur, mereka sudah dalam kondisi sadar namun badan terasa kaku, dada sesak, dan tidak mampu membuka mata.

Baca juga: Viral Video 14 Detik Rekam Adegan Muda-mudi Berbuat Asusila di Sebuah Warung di Tawangmangu

Baca juga: Video Detik-detik Penari Meninggal di Pentas Pernikahan di Wonogiri, Penonton Mengira Bagian Prosesi

Baca juga: Pak Guru KA yang Sebar Video Mesum Bareng Bu Guru LI di Grup WA PGRI Ditangkap, Alasannya Terungkap

Hal ini dinamakan kelumpuhan tidur (sleep paralysis).

Sleep paralysis sering dikaitkan dengan kejadian mistis karena ketindihan makhluk halus.

Beberapa orang yang berada dalam kondisi sleep paralysis melihat seolah-olah ada bayangan hitam di depan mereka, walau faktanya tidak ada.

Jadi, apa itu sleep paralysis?

Benarkah ada hubungannya dengan kejadian mistis?

Sleep paralysis adalah kondisi di mana seseorang merasa sadar namun tidak bisa bergerak, yang terjadi ketika mereka melewati tahapan antara terjaga dan tidur.

Selama masa transisi itu, kita tidak dapat bergerak atau berbicara selama beberapa detik hingga beberapa menit.

Sebagian orang bahkan merasakan tekanan atau tercekik.

Sleep paralysis bisa terjadi bersamaan dengan gangguan tidur lain seperti narkolepsi, kebutuhan yang sangat kuat untuk tidur akibat masalah pada kemampuan otak yang mengatur jadwal tidur.

Kapan sleep paralysis terjadi?

Ketindihan atau kelumpuhan yang dialami saat kita tertidur dikenal sebagai hypnagogic atau predormital sleep paralysis.

Jika terjadi saat kita ingin bangun tidur, itu disebut hypnopompic atau postdormital sleep paralysis.

Proses hypnagogic sleep paralysis

Saat tertidur, tubuh kita akan menjadi rileks secara perlahan.

Kesadaran mulai berkurang, sehingga kita tidak menyadari perubahan pada tubuh.

Namun, jika kita tetap tersadar saat tidur, kemungkinan kita tidak dapat bergerak atau berbicara.

Proses hypnopompic sleep paralysis

Selama tidur, tubuh beralih antara tidur REM (rapid eye movement) dan tidur non-REM.

Satu siklus tidur REM dan tidur non-REM berlangsung sekitar 90 menit.

Tidur non-REM terjadi lebih dulu selama lebih kurang 75 persen dari total waktu tidur kita.

Dalam siklus ini, tubuh menjadi rileks dan memulihkan diri.

Setelah akhir siklus tersebut, kita memasuki tidur REM di mana mata bergerak cepat dan mengalami mimpi, sedangkan otot-otot tidak diaktifkan.

Jika kita sadar sebelum siklus REM berakhir, tubuh kita tidak bisa bergerak dan mulut tidak dapat berbicara.

Faktor yang memicu ketindihan saat tidur

Sekitar 4 dari 10 orang mengalami sleep paralysis.

Kondisi ini bisa ditemui sejak anak menginjak masa remaja.

Baik pria maupun wanita dari segala rentang usia dapat merasakan ketindihan saat tidur.

Faktor lain yang mungkin terkait dengan sleep paralysis meliputi:

  • Kurang tidur
  • Jadwal tidur yang berubah
  • Kondisi mental seperti stres atau gangguan bipolar
  • Tidur telentang
  • Masalah tidur seperti narkolepsi atau kram kaki di malam hari
  • Penggunaan obat-obatan tertentu
  • Penyalahgunaan zat

Mendiagnosis sleep paralysis

Umumnya sleep paralysis tidak perlu memerlukan perawatan.

Namun, bicarakan dengan dokter jika kita memiliki salah satu dari masalah berikut:

Terkadang, dokter juga akan menanyakan beberapa hal ini kepada penderita sleep paralysis:

  • Meminta pasien untuk menggambarkan gejala dan membuat buku harian tidur selama beberapa minggu
  • Mendiskusikan riwayat kesehatan, termasuk gangguan tidur atau riwayat keluarga dengan gangguan tidur
  • Merujuk pasien ke spesialis tidur untuk evaluasi lebih lanjut
  • Meneliti tidur malam atau tidur siang pasien demi memastikan pasien tidak memiliki gangguan tidur lainnya

Mengobati sleep paralysis

Seperti yang sudah disinggung, sebagian besar orang tidak perlu mengobati sleep paralysis.

Tetapi, mengatasi masalah mendasar seperti narkolepsi bisa membantu jika kita merasa cemas atau tidak bisa tidur nyenyak.

Caranya:

  • Memperbaiki kebiasaan tidur dengan tidur 6-8 jam per malam
  • Menggunakan obat antidepresan sesuai resep dokter untuk membantu mengatur siklus tidur
  • Mengobati masalah kesehatan mental yang dapat menyebabkan kelumpuhan tidur
  • Mengobati gangguan tidur seperti narkolepsi atau kram kaki (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ketindihan, Fenomena Makhluk Halus atau Gangguan Tidur?"

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved