Kesehatan
Gejala-gejala Kanker Rahim dari yang Umum Hingga Khusus, Waspadai Perndarahan Tak Teratur
Berikut ini gejala-gejala kanker rahim yang umum dan hingga yang jarang terjadi pada wanita.
TRIBUNJATENG.COM - Berikut ini gejala-gejala kanker rahim yang umum dan hingga yang jarang terjadi pada wanita.
Gejala paling umum yang perlu diwaspadai adalah pendarahan tidak teratur.
Meski demikian pendarahan tidak teratur bisa jadi karena banyak faktor.
Baca juga: 7 Gejala Diabetes yang Dikira Gangguan Biasa
Baca juga: Jarang Dikenali, Hati-hati Ini Gejala Anda Terkena Diabetes
Baca juga: Apa Itu HBsAg Positif? Ini Gejala Hepatitis B Serta Pengertian Hepatitis Akut dan Kronis
Mengutip Cleveland Clinic, kanker rahim disebut juga sebagai kanker uterus, yang merujuk pada kanker endometrium, sarkoma rahim, atau bentuk kanker langka lainnya di dalam organ reproduksi ini.
Kanker endometrium: berkembang di endometrium, lapisan dalam rahim Anda.
Ini adalah salah satu kanker ginekologi yang paling umum.
Sarkoma rahim: berkembang di miometrium, dinding otot rahim Anda.
Sarkoma uterus termasuk sangat jarang.
Kanker endometrium jauh lebih umum dari pada kanker lain yang dapat terbentuk di rahim Anda.
Tanda-tanda
Mengutip Cleveland Clinic, tanda-tanda kanker rahim yang paling umum adalah terjadinya pendarahan abnormal.
Pendarahan abnormal termasuk:
- Pendarahan vagina antara periode sebelum menopause
- Pendarahan atau bercak, bahkan dalam jumlah sedikit saat pascamenopause
- Pendarahan vagina yang sangat lama, berat, atau sering, jika Anda berusia lebih dari 40 tahun.
Mengutip Cancer Research UK, sekitar 9 dari 10 kanker rahim (90 persen) terjadi karena pendarahan vagina pascamenopause atau menstruasi tidak teratur.
Inilah sebabnya mengapa kanker rahim begitu sering didiagnosis sejak dini.
Pendarahan abnormal sebenarnya merupakan gejala dari banyak kondisi, seperti:
- Endometriosis
- Fibroid
- Penebalan lapisan rahim (hiperplasia endometrium)
- Pertumbuhan di lapisan rahim (polip)
- Pendarahan tanpa penyebab yang jelas (pendarahan uterus disfungsional).