Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

OPINI

OPINI Mukhamad Zulfa : Nabi Muhammad Manusia Luar Biasa

BULAN Rabiul Awwal menjadi bulan penuh kebahagiaan bagi umat muslim. Setiap malam hingga tanggal 12 (rolasan) pembacaan al-Barzanji, al-Diba’i, Simtud

tribunjateng/cetak
Opini ditulis oleh Mukhamad Zulfa/Pengurus Rabithah Ma’ahid Islamiyyah (asosiasi pesantren) Nahdlatul Ulama Jawa Tengah, aktif belajar di Pascasarjana UIN Walisongo 

Kemudian, Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Mahateliti.”

Risalah yang dibawa Muhammad mengajarkan tak ada pengingkaran terhadap perbedaan. Tidak untuk berperang dan mengangkat senjata. Perbedaan menjadi fitrah bagi kehidupan.

Malahan untuk saling mengenal, mengetahui kehidupan satu dengan kehidupan yang lain. Dengan demikian akan timbul persaudaraan antar sesama.

Perihal pembuatan hukum baru pun terbuka lebar semenjak zaman Nabi. Tentu pondasi ijtihad yang dibangun harus berada pada tangan orang-orang yang otoritatif dan memiliki kredibilitas yang tinggi.

Memang terdapat dimensi spiritual yang diajarkan dalam Islam. Ruang ini menjadi pelengkap dari Islam yang juga mempercayai akal sebagai bagian alat untuk penggalian hukum.

Semangat Zaman

Zaman jahiliyah dimana Muhammad lahir merupakan masa kelam dalam hal moralitas. Perempuan menjadi obyek layaknya benda tidak memiliki harga, bisa diwariskan bahkan bisa dipergunakan sesuka hati.

Kehadiran Muhammad bersama dengan ajarannya menjadi penerang terangkatnya harkat dan martabat perempuan.

Tercatat pada masa hidup Nabi, ketika Muhammad didatangi rombongan dari Yastrib (Madinah) terdapat dua orang perempuan yaitu Nusaiba binti Ka’ab (Ummu Amara) dari Bani Najjar, dan Asma’a binti Amr (Ummu Mani) dari Bani Salma. Rombongan ini datang ke Makkah mengajak Nabi untuk pindah (hijrah) ke Yastrib. Tentu kedua perempuan ini memiliki visi dan misi pada yang berbeda dengan pandangan yang terjadi pada masa itu.

Benar memang Muhammad adalah orang Arab dari suku Quraisy. Alquran pun diturunkan menggunakan bahasa Arab sebagaian besar berdialek Quraisy walaupun memang terdapat dialek lain.

Namun, yang perlu digaris bawahi bahwa Alquran membicarakan universalitas, tak hanya kaum pengikut Muhammad saja.

Benar bahwa dalam Alquran terdapat kata manusia (baik dalam bentuk tunggal atau jamak) serta berbagai bentuk panggilan kebaikan ataupun keburukan. Fokus inilah yang menjadi konsen ajaran yang dibawa Muhammad sebagai penyebar kebahagiaan bagi yang menjalankan perintah Tuhan dan kesusahan untuk orang yang melanggar ajarannya.

Pintu ijtihad yang terbuka menjadi jalan ajaran Muhammad ini mampu melintas waktu dan zaman. Baik kekuatan rasio dan spiritual ini menjadi kekuatan dasar untuk bisa mendekat kepada Tuhan. Dengan demikian manusia ini memiliki tanggung jawab untuk mengelola bumi dengan baik menjadi khalifah. Sehingga potensi yang besar ini bisa untuk terus memajukan peradaban di bumi ini. (*)

Baca juga: Video Pasangan Buang Bayi di Jalan Wologito Semarang Ditangkap Polisi

Baca juga: Ratusan Warga Kudus Rela Antre Selepas Subuh Berburu Diskon di 3Second

Baca juga: Minat Konsumsi Ikan Masih Rendah di Wonosobo, 200 Warga Ikuti Pelatihan Diversifikasi Olahan Ikan

Baca juga: Polres Luwu Penuh Coretan Sarang Korupsi dan Sarang Pungli, Ternyata Ulah Anggota

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved