Berita Semarang
Tekan Angka Inflasi, Pemkot Semarang Jadikan Agro Purwosari Pilot Projek Kebun Cabai & Bawang Merah
Program tersebut diberi nama Tanam Cabai dan Bawang Untuk Tekan Inflasi (Tancab Bang Tani)
Penulis: budi susanto | Editor: muslimah
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Pemkot Semarang mencoba membudidayakan bawang merah dan cabai.
Budidaya tersebut dilakukan di Agro Purwosari, Kecamatan Mijen Kota Semarang.
Program tersebut diberi nama Tanam Cabai dan Bawang Untuk Tekan Inflasi (Tancab Bang Tani).
Bawang dan cabai menjadi fokus dalam budidaya lantaran di Kota Semarang, belum ada pertanian khusus untuk dua komoditi tersebut.
Baca juga: Setelah Menembak Tembok, Ferdy Sambo Meletakkan Senjata Api di Sisi Brigadir Yosua
Baca juga: Pusat Kuliner Sucen Kudus Dilahap Si Jago Merah, Kerugian Capai Rp 400 Juta, Pedagang Lemas
Tak hanya itu, dua komoditi pertanian itu acapkali berpengaruh pada laju inflasi di Kota Semarang.
Adapun data dari BPS, inflasi di Kota Semarang mencapai 0,59 persen. Prosentase inflasi itu dicatat BPS pada Juli 2022.
Dari data itu, meroketnya harga cabai dan bawang merah berkontribusi besar dalam peningkatan inflasi di Kota Semarang.
Bahkan kontribusi kenaikan harga cabai dan bawang yang dimasukan dalam kategori bahan makanan pada inflasi Kota Semarang mencapai 0,38 persen pada Juli 2022.
Untuk itu, Pemkot mencoba mengembangkan pertanian cabai dan bawang merah yang selama ini dipasok dari luar daerah.
"Inflasi yang terjadi di Kota Semarang memang luar biasa, untuk itu kami mencoba menekannya melalui potensi pertanian seperti mengembangkan cabai dan bawang merah," kata Kepala Dinas Pertanian Kota Semarang, Hernowo Budi Budi Luhur, saat ditemui Tribunjateng.com di Agro Purwosari Kota Semarang, Senin (17/10/2022).
Dilanjutkannya, budidaya cabai dan bawang merah di Agro Purwosari akan dijadikan contoh untuk masyarakat.
"Sebenarnya inflasi karena cabai dan bawang merah hanya permasalahan distribusi dan ketersediaan," ucapnya.
Hernowo menuturkan, untuk itu budidaya cabai dan bawang merah dijadikan pilot projek untuk memastikan ketersediaan komuditi tersebut di tengah masyarakat.
"Ke depan kami akan maksimalkan lahan milik Pemkot yang ada, jadi 40 persen lahan terbuka hijau akan dimaksimalkan untuk ditanami," jelasnya.
Adapun total luasan Kota Semarang mencapai 373 kilometer persegi lebih. Jika Pemkot Semarang akan memaksimalkan lahan terbuka hijau yang ada, berarti sekitar 149 kilometer persegi akan dimanfaatkan untuk ketahanan pangan dan sebagian untuk budidaya cabai hingga bawang merah.