Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

14 Titik Rawan Bencana di Kota Semarang Mulai Dipantau Nonstop, Mbak Ita: Semua Harus Gercap

Data dari BPBD Kota Semarang, dari total EWS yang ada, 2 di antaranya digunakan untuk mendeteksi bencana tanah longsor.

Penulis: budi susanto | Editor: deni setiawan
TRIBUN JATENG/BUDI SUSANTO
Seorang warga di Kecamatan Tugu, Kota Semarang membersihkan sisa lumpur dampak meluapnya Sungai Beringin beberapa waktu lalu. 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Belasan perangkat Early Warning System (EWS) dimaksimalkan oleh BPBD Kota Semarang.

Belasan EWS itu telah dipasang di titik-titik rawan bencana banjir maupun tanah longsor.

Pengoptimalan pantauan bencana melalui EWS dilakukan guna menghadapi musim penghujan.

EWS yang ditempatkan di titik rawan bencana di Kota Semarang sudah dilakukan sejak 2017.

Baca juga: Duje Javorcic Dapat Pesan Penting dari GM PSIS Semarang, Kesempatan Besar di Akhir November

Perangkat tersebut juga terus ditambah dari tahun ke tahun.

Pada 2021, 9 EWS telah dipasang oleh BPBD Kota Semarang di beberapa titik.

Pada 2022 penambahan perangkat pendeteksi bencana itu kembali dilakukan.

"Untuk tahun ini, ada 5 EWS yang kembali dipasang," ucap Sekretaris BPBD Kota Semarang, Winarsono kepada Tribunjateng.com, Minggu (23/10/2022).

Adapun 5 EWS tersebut dipasang di wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS) Jatibarang Mijen, Bendanduwur Gajahmungkur, Pudak Payung Banyumanik, Karangtempel Semarang Timur, dan Mayangsari Ngaliyan.

"EWS tambahan tersebut dipasang pada akhir September 2022 dan aktif 24 jam," paparnya.   

Hingga kini total alat pendeteksi bencana di Kota Semarang mencapai 14 unit.

Baca juga: BREAKING NEWS: Gudang Besi di Semarang Utara Terbakar, Diduga Ini Penyebabnya

EWS yang telah terpasang digunakan untuk memantau bencana banjir dan tanah longsor.

Data dari BPBD Kota Semarang, dari total EWS yang ada, 2 di antaranya digunakan untuk mendeteksi bencana tanah longsor.

2 EWS tersebut ditempatkan di wilayah Kelurahan Kalipancur Kecamatan Ngaliyan dan Kelurahan Sukorejo Gunungpati.

Sementara 12 lainnya digunakan untuk memonitor wilayah rawan banjir.

Selain di wilayah DAS Jatibarang Mijen, Bendanduwur Gajahmungkur, Pudak Payung Banyumanik, Karangtempel Semarang Timur, dan Mayangsari Ngaliyan.

Wilayah rawan banjir di Kelurahan Karangroto Genuk, Meteseh Tembalang, Wates dan Wonosari Ngaliyan, Mangkang Wetan, Mangkang Kulon, dan Plumbon Kecamatan Tugu juga telah terpasang EWS.

EWS yang terpasang dijelaskan Winarnoso dimonitor oleh petugas BPBD Kota Semarang selama 24 jam. 

Baca juga: Kecelakaan Maut di Semarang, Penumpang Ojol Tewas di Jatingaleh Banyumanik

"EWS adalah program BPBD sesuai misi kepala daerah sebagai peningkatan peringatan bencana secara dini," katanya.

Dia menuturkan, tahun depan EWS yang ada akan kembali ditambah di beberapa titik.

"Kemungkinan akan ada penambahan 10 EWS, dimana 7 untuk mendeteksi banjir dan sisanya bencana tanah longsor," jelasnya.

Wacana penambahan EWS juga pernah disampaikan oleh DPRD Kota Semarang.

Pasalnya, deteksi bencana dini sangat krusial guna meminimalisir dampak bencana banjir maupun tanah longsor.

"Kami mendukung penuh penambahan EWS yang ada untuk mengurangi dampak bencana," kata Wakil Ketua DPRD Kota Semarang, Muhammad Afif beberapa waktu lalu.

Baca juga: Resmi, Pengurus Lantik 101 Anggota KAHMI di Kota Semarang.

Afif berujar, wilayah rawan bencana banjir dan longsor jadi fokus pantauan saat memasuki musim penghujan.

"Adanya EWS bisa digunakan sebagai peringatan."

"Jadi masyarakat bisa melakukan antisipasi lebih dini dan siaga untuk mencari lokasi lebih aman sebelum terjadi bencana," tambahnya.

Terpisah Plt Wali Kota Semarang, Hevearita G Rahayu, juga meminta jajaran cepat merespon jika terjadi bencana.

"Harus garcep, semua saling bantu, seperti beberapa waktu lalu saat Sungai Beringin meluap semua jajaran bahu-membahu untuk membantu masyarakat yang terdampak bencana," jelasnya.

Plt Wali Kota Semarang yang akrab disapa Mbak Ita itu juga meminta ada prioritas dalam penanganan bencana.

"Masyarakat rentan seperti anak-anak, lansia, perempuan atau yang sedang sakit harus jadi prioritas dalam penanganan pasca bencana," imbuhnya. (*)

Baca juga: Demi Tujuan Ini, Alasan Titin Selipkan Festival Dolanan Anak di Grebeg Kutowinangun Kidul

Baca juga: Taman Menara Kudus Ditata Ulang, Pangkalan Ojek Dipindah ke Terminal BK, Efektif Mulai November

Baca juga: Eks Jubir Dorong Ganjar Berpasangan dengan Erick Thohir

Baca juga: Ayu Ting Ting Todong Boy William untuk Segera Menikahinya Jika Boy Mualaf: Biar Kaya Bareng

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved