Gempa Cianjur
Gempa Cianjur : Dari Pengungsi Tidur Bareng Jenazah hingga Jenazah Dimandikan Air Irigasi Sawah
Hingga saat ini proses evakuasi korban gempa bumi Cianjur, Jawa Barat masih terus dilakukan.
TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA -- Hingga saat ini proses evakuasi korban gempa bumi Cianjur, Jawa Barat masih terus dilakukan. Ratusan warga pun masih mengungsi di tenda pengungsian.
Data terakhir mencatat, 271 orang meninggal dunia dalam musibah gempa bumi di wilayah Kabupaten Cianjur, Jawa Barat tersebut. Beragam kisah pilu yang dialami para korban gempa bumi juga bermunculan.
Salah satu kisah pilu terjadi di RT 4 RW 2 Desa Cibulakan, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Para pengungsi ini terpaksa tidur bersama 11 jenazah korban gempa di tenda pengunggsian.
Mereka tak bisa berbuat banyak, sebab lokasi mereka yang terisolir karena akses jalan yang tertutup longsoran akibat gempa. Sehingga, mobil ambulans tak bisa membawa jenazah korban ke rumah sakit.
Hj Rosidah, salah seorang pengungsi menceritakan, ratusan rumah warga di desanya mengalami rusak parah akibat guncangan gempa. Bahkan, warga harus membangun tenda seadanya dari terpal sebagai lokasi pengungsian.
Ada dua tenda yang dibangun oleh warga dari terpal seadanya. Bahkan, salah satu terpal yang digunakan diambil dari bekas kegiatan kurban saat Idul Adha lalu.
Seiring berjalannya waktu, sejumlah jenazah mulai berhasil dievakuasi dari balik reruntuhan bangunan yang ambruk. Mereka pun terpaksa sebaris dengan 11 jenazah yang dibawa ke dalam tenda tersebut.
Rosidah mengatakan bahwa di tenda yang menjadi posko pengungsian tersebut sempat ditinggali 11 jenazah. Ketika itu warga bingung mengurus jenazah yang meninggal dunia karena tertimbun bangunan roboh sehingga jenazah yang sudah dievakuasi ditaruh sementara di tenda pengungsian.
"Karena anak-anak trauma, akhirnya kami pisah jenazah ditaruh di ujung belakang sana sementara warga di depan sini," ucap Rosidah, Kamis(24/11).
Rosidah mengatakan ketika itu bantuan seperti mobil jenazah sulit masuk ke desa itu lantaran jalan utama tertutup material bangunan yang roboh. Kemudian pada Selasa (22/11/2022) pagi, warga memutuskan untuk menguburkan belasan jenazah tersebut.
Mereka memandikan jenazah seadanya lantaran air PAM dan listrik mati. Warga bahu membahu mengurus jenazah dengan memandikannya di sebuah parit yang terletak persis di belakang posko pengungsian.
Kata Rosidah, kondisi air parit tersebut bersih namun berwarna keruh. Parit tersebut biasa digunakan warga untuk mengairi sawah sekitar.
"Karena kalau tidak dikubur bagaimana, kasihan anak-anak trauma melihatnya. Menunggu bantuan tidak tahu kapan tiba," ucapnya.
Kata Rosidah, bantuan baru tiba pada Selasa sore. Saat itu jenazah sudah semuanya dikuburkan. Rosidah pun bersyukur bantuan akhirnya tiba di kampungnya pada Selasa (22/11).
Mayoritas bantuan tersebut kata Rosidah berasal dari relawan dan komunitas. Pada hari pertama gempa, warga hanya makan seadanya dari bahan pokok rumah warga yang tidak roboh.
"Semua makanan warga yang rumahnya selamat mulai dari mi instan, daging, beras dikeluarkan semua untuk saling bantu warga yang rumahnya roboh," ucap Rosidah.
Ibu Hamil Tewas Tertimpa Bangunan
Duka masih menyelimuti keluarga korban gempa Cianjur hingga hari ini. Dari 271 warga yang meninggal dunia, dua diantaranya merupakan ibu hamil yang tewas tertimbun puing bangunan. Korban yakni Desi (22) yang tengah hamil 9 bulan dan Indri (26) yang tengah hamil 5 bulan.
Keduanya ditemukan tak bernyawa dibalik reruntuhan puing bangunan yang ambruk saat gempa bumi di Cianjur, Jawa Barat. Desi warga Desa Benjot, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur itu ditemukan sekira pukul 17.00 WIB tidak lama setelah terjadi gempa Cianjur.
Desi tertimbun bangunan berlantai tiga bersama janin bayi berusia 9 bulan yang masih berada di dalam rahimnya. "Informasi dari suami korban juga yang bersangkutan sedang hamil sembilan bulan dan kami juga melihatnya dengan kondisi demikian," ujar Komandan Tim Basarnas Jakarta, Chandra Winata, Kamis(24/11).
Menurut keterangan suami korban, saat gempa terjadi Desi sedang berada di dapur rumahnya. Sementara sang suami berada di teras rumah, sehingga korban tak sempat melarikan diri akhirnya tertimbun reruntuhan bangunan rumah berlantai tiga.
"Menurut keterangan dari suami baik tetangga korban, pada saat sebelum terjadinya gempa, itu suaminya berada di teras dan istirnya disuruh mengambil bawang di dapur, tetapi pada saat mengambil bawang tersebut terjadi gempa," kata Chandra.
Usai dievakuasi, jasad ibu hamil 9 bulan itu langsung dibawa ke RSUD Cimacan untuk dilakukan autopsi. Ibu hamil lainnya yakni Indri (26) baru ditemukan setelah 4 hari proses pencarian di sekitar lokasi gempa Cianjur, Jawa Barat. "Memasuki hari keempat ini, Alhamdulillah di hari ini kami bisa menemukan korban," ujarnya Aceng Jaelani, relawan dari Semut Lebah Indonesia.
Warga Kampung Salaeuri, Desa Benjot, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur itu diketahui tengah hamil 5 bulan. Tubuhnya ditemukan tak jauh dari kediamannya yakni sebuah gang menuju ke arah masjid.
"Memang menurut keluarga ada beberapa versi yang dilewati oleh korban, korban ditemukan di gang yang mengarah ke masjid, bukan yang pemukiman itu," katanya.
Indri meninggalkan seorang anak laki-laki berusuai 7 tahun dan seorang suami bernama Yahya. Jasad ibu hamil itu langsung dibawa ke RSUD Sayang untuk dilakukan autopsi.
Rencananya, setelah pulang dari rumah sakit, Indri akan langsung dikebumikan di sekitar wilayah tersebut. "Iya mau langsung dimakamin, sekarang lagi disiapin sambil nunggu autopsi," ujar Rudi, Kakak laki-laki Indri.(Tribun Network/far/hur/man/wly)
Baca juga: Bambang Sunarto Resmi Dikukuhkan sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Filsafat Seni ISI Surakarta
Baca juga: Begini Asal Muasal RDP Warga Rembang Ditangkap Polisi, Hendak Edarkan Obat di Tunjungan Blora
Baca juga: Hotline Semarang : Tiket Kereta Api untuk Libur Nataru Masih Tersedia
Baca juga: LAGA UJI COBA : PSIS Takluk 1-2 dalam Duel Kontra Tim Liga 2 PSIM Yogyakarta