Gempa Cianjur
Polemik Tenda untuk Berhubungan Intim Bagi Pengungsi Gempa Cianjur, Kepala Desa Membantah
Polemik tenda untuk berhubungan intim pasangan suami istri pengungsi gempa Cianjur menemui pro dan kontra.
TRIBUNJATENG.COM, CIANJUR - Polemik tenda untuk berhubungan intim pasangan suami istri pengungsi gempa Cianjur menemui pro dan kontra.
Kepala Desa Rancagoong, Kecamatan Cilaku, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat Dede Farhan, membantah mengenai tenda sakinah untuk pengungsi gempa Cianjur.
Menurut Dede, foto tenda sakinah yang beredar sebenarnya adalah posko medis. Lalu apa mengapa hingga menyebar disebut tenda sakinah?
Baca juga: Laporan Tribun dari Qatar : Souq Waqif Surga Belanja Suvenir
Baca juga: Piala Soeratin U-17 Jateng Kick Off Serentak Hari Ini
Baca juga: Tingkatkan Kesejahteraan UMKM, Pemkab Sleman Sediakan 300 Stand di Jambore Kewirausahaan Sosial
"Itu tidak ada, saya memastikan bahwa di desa ini tidak ada 'Tenda Sakinah'," tegas Dede saat ditemui Tribunjabar.id, Jumat (2/11/2022).
Dede menjelaskan bahwa foto tenda yang beredar di media sosial bukanlah "Tenda Sakinah".
"Itu merupakan posko medis dan itu selalu digunakan warga dan dokter yang selalu standby di sana untuk berobat," tambahnya.
Pimpinan Pondok Pesantren Assuyuthiyyah, Ferry Nur El Firdaus, menyayangkan berita tersebut.
Hal itu karena, foto "Tenda Sakinah" yang beredar di sosial media berada di pondok pesantrennya.
"Saya merasa kecewa karena di sini merupakan tenda medis dan tenda untuk dapur umum. Bukan tenda yang beredar di sosial media," ujarnya, Jumat (2/12/2022).
Ferry menjelaskan bahwa obrolan tentang "Tenda Sakinah" tersebut merupakan guyonan dari warga di sekitar.
"Kami berbicara soal Tenda Sakina itu dalam rangka keberlangsungan bencana ini lama."
"Karena masyarakat yang berdiam diri di tenda dalam waktu lama, perlu adanya tempat privasi, seperti tempat menyusui, bahkan tempat itu."
"Jadi itu dalam rangka penanggulangan bencana," kata Ferry.
Menurutnya, tempat privasi itu sangat perlu dilakukan di tenda-tenda pengungsian saat ini.
"Jangan sampai campur baur laki-laki dan perempuan. Itu kan dalam adat Sunda saja sudah tidak boleh dilakukan."
"Makanya kami berusaha untuk memisahkan."
"Apabila bencana terjadi jangka panjang, itu dapur umum, tenda putra, tenda putri, ataupun tenda lain, itu harus disiapkan."
"Tapi itu balik lagi pemerintah yang harus menyediakan," tambahnya.
Walaupun begitu, Ferry menegaskan bahwa "Tenda Sakinah" itu tidak ada, apalagi berada di pondok pesantren miliknya.
"Seolah-olah saya yang dijadikan penemu tenda itu, dan itu salah besar."
"Tenda Sakinah itu tidak ada, itu hanya obrolan masyarakat," tegasnya. (*)
Penjelasan penggagas tenda sakinah
Feri R Firdaus, seorang penggagas Tenda Sakinah mengatakan, pasutri yang ingin menggunakan tenda sakinah itu harus mengikuti jadwal antrean pendaftaran.
Namun, para pasutri mengaku malu jika namanya dipajang dalam jadwal masuk ke tenda sakinah.
"Jadi saat saya akan pasang kertas berisi jadwal pemakaian. Itu mereka pada protes, aduh, malu, jangan dipajang nama-namanya," ucap Feri.
"Karena yang mengungsi di lapangan ini kan warga satu RT, tidak ada dari RT lain. Jadi saya tahu siapa-siapa saja pengungsi di sini," ucapnya.
Feri menceritakan, fasilitas tenda sakinah ini memang dibuat memenuhi kebutuhan biologis suami istri yang terganggu akibat gempa bumi.
Ia menyebut, tenda itu didirikan setelah ada warga Desa Pasir Goong yang pulang kampung seusai merantau kerja selama dua bulan.
Namun kepulangannya bertepatan dengan terjadinya gempa bumi di Kabupaten Cianjur.
Rumah warga tersebut rusak akibat gempa sehingga harus mengungsi di tenda yang didirikan di lapangan desa.
"Nah warga ini, kan dia hampir dua bulan kerja di luar, ninggalin istri, niatnya melepas rasa rindu sama istri setelah dua bulan merantau kerja. Tapi apa daya, terjadi gempa," kata Feri lansir TribunnewsBogor.com dari KompasTV mengutip Antara , Rabu (30/11/2022).
Mendengar kegelisan warga itu, akhirnya Feri berinisiatif mendirikan sebuah tenda milik anggota Pramuka untuk dijadikan bilik cinta korban Gempa Cianjur.
Ia mengaku awalnya Tenda Sakinah sempat menjadi pertentangan sejumlah warga karena dianggap hal yang tabu.
Baca juga: Kecewa UMK 2023 Tidak Naik 10 Persen, Buruh Demo Kantor Bupati Jepara
Baca juga: Bersama UNNES GIAT, Membangun Indonesia dari Desa
Baca juga: Pemimpin Dwitunggal, Milenial Solo Dukung Ganjar - Erick Berpasangan di Pilpres 2024
Namun, seiring berjalannya waktu masa tanggap darurat dan warga belum bisa menempati kembali rumahnya, akhirnya semua warga bisa menerimanya.
"Warga pun akhirnya memahami karena ini kan salah satu kebutuhan biologis untuk pasangan suami istri," ujarnya.
Hingga kini, para korban gempa Cianjur masih tersebar disejumlah lokasi pengungsian.
Mereka belum belum bisa kembali ke rumahnya yang rusak, karena masih terjadi gempa susulan sehingga khawatir rumahnya akan ambruk saat kembali ditempati. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Kepala Desa Bantah Ada Tenda Sakinah untuk Pengungsi Gempa Cianjur, Ini Penjelasan Foto yang Viral,