Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Blora

Kasus Meninggal Dunia Akibat DBD Meningkat Hampir 4 Kali Lipat di Blora, Ini Penyebabnya

Kasus meninggal dunia akibat Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Blora meningkat hingga hampir empat kali lipat pada 2022.

Penulis: ahmad mustakim | Editor: raka f pujangga
TRIBUNMURIA/AHMAD MUSTAKIM
Petugas saat melakukan fogging (pengasapan) di Desa Sarimulyo, Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora beberapa waktu lalu.   

TRIBUNMURIA.COM, BLORA – Kasus meninggal dunia akibat Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Blora meningkat hingga hampir empat kali lipat pada 2022.

Tercatat kasus meninggal dunia karena DBD pada tahun 2021 hanya 4 orang, naik menjadi sebanyak 15 orang pada 2022.

Sedangkan secara jumlah kasusnya pada 2022 mencapai 574 kasus dibandingkan tahun 2021 terdapat 204 kasus. 

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Kabid P3) Dinas Kesehatan Kabupaten Blora, Joko Budi Heri Santoso mengatakan adanya peningkatan kasus DBD dua kali lipat karena peralihan musim yang tidak dapat diprediksi oleh jajarannya.

Baca juga: Kasus Meninggal Karena DBD di Kudus Didominasi Anak-anak, Naik 100 Persen dari Tahun Lalu

"DBD tahun ini secara siklus lima tahunan, sebetulnya hitungan kita di tahun 2021, tapi hari ini kita meleset di satu tahun, lha ini kenapa terjadi, karena musim itu tidak bisa diprediksi," ucap Joko Budi Heri Santoso saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis (29/12/2022).

Petugas saat melakukan fogging (pengasapan) di Desa Sarimulyo (2)
Petugas saat melakukan fogging (pengasapan) di Desa Sarimulyo, Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora beberapa waktu lalu.

Dia mencontohkan, pada bulan Januari biasanya, angka kasus DBD tidak tergolong tinggi.

Namun, kenyataannya pada Januari 2022 terdapat 106 kasus DBD dengan angka kematian dua orang.

"Seperti contoh biasanya Januari angkanya tidak tinggi, paling tinggi sekitar November Desember, atau peralihan ke musim penghujan, sehingga ada peningkatan," jelas Joko Budi Heri Santoso.

Dikatakannya, agar pada tahun 2023, kasus DBD tidak kembali meningkat, maka pihaknya telah menyiapkan sejumlah antisipasi atau preventif.

Baca juga: Lima Kecamatan Ini Zona Merah DBD Kota Semarang, Meningkat Dua Kali Lipat Dibanding Tahun Lalu

"Ya mesti bagaimana mengubah pola masyarakat, kalau sepakat mau aman DB ya bagaimana caranya di rumah enggak ada jentik, di saat memasuki musim-musim beresiko," terang Joko Budi Heri Santoso.

Lanjutnya, mungkin memperbanyak media publikasi, dan masyarakat terlena musim penghujan tempat-tempat penampungan air tidak pernah dikontrol, sehingga itu yang perlu diantisipasi.

"Kemudian gerakan-gerakan pemberdayaan juga bisa menjadi kebiasaan, PSM (pemberantasan sarang nyamuk) walaupun gampang diucapkan tapi susah untuk dilakukan," imbuh Joko Budi Heri Santoso.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Blora, pada Januari 2022 terdapat 106 kasus.

Baca juga: Data Dinkes Kota Pekalongan, Dua Kecamatan Ini Terbanyak Kasus DBD

Kemudian pada Februari terdapat 47 kasus, Maret terdapat 34 kasus.

Kemudian April terdapat 31 kasus, Mei terdapat 16 kasus, Juni terdapat 30 kasus dan Juli terdapat 27 kasus.

Selanjutnya pada Agustus terdapat 50 kasus, September terdapat 46 kasus, Oktober terdapat 72 kasus, November terdapat 81 kasus dan Desember terdapat 34 kasus. (kim)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved